Mereka Tidak Ingin Menyerah...

Kompas.com - 08/05/2018, 17:59 WIB
Nurfitria, Tasya dan Aulia adalah siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian SBMPTN 2018 di kampus UI (8/5/2018) Dok. Kompas.comNurfitria, Tasya dan Aulia adalah siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian SBMPTN 2018 di kampus UI (8/5/2018)

KOMPAS.com - Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) juga diikuti oleh siswa berkebutuhan khusus. Meski mendapat perhatian dan ruangan khusus, soal-soal yang diberikan sama seperti teman-teman mereka yang lain.

Nurfitria, 17 tahun, merupakan salah satu siswa berkebutuhan khusus yang tidak mau kalah dengan teman-teman yang lain. 

Tidak tanggung-tanggung, dalam SBMPTN tahun ini ia mencoba mengikuti pilihan Sains dan Teknologi (Saintek) dengan pilihan program studi Kedokteran di Universitas Indonesia (UI). 

"Saya pilih kedokteran di UI Kak. Karena ada dokter yang menginspirasi saya. Dokter Mulyadi yang pernah merawat saya sewaktu sakit," kata Nurfitria kepada Kompas.com jelang ujian SBMPTN.

Malahan, Nurfitria telah menentukan pilihan spesialisasi yang akan dia ambil. Spesialisasi kardio jantung, katanya mantap. 

Baca juga: Hari Ini 74.927 'Pejuang SBMPTN' Bertempur di Jakarta

Berasal dari SMAN 107 Pulogadung Jakarta, Nurfitria  secara khusus menginap di rumah salah seorang kerabat di Depok agar tidak terlambat mengikuti SBMPTN di kampus UI Depok.

"Siap dan yakin kak," jawab Nurfitria saat ditanya mengenai kesiapannya mengikuti SBMPTN.

Perjuangan yang sama dijalani Tasya, 18 tahun dari SMAN 45 Kepala Gading Jakarta Utara.

"Saya dari dulu senang psikologi," kata Tasya yang juga mengambil UI sebagai PTN pilihan.

Tasya sudah mempersiapkan SBMPTN ini secara khusus baik dengan belajar sendiri, mengerjakan latihan-latihan soal maupun mengikuti bimbingan belajar (bimbel). 

Page:
Close Ads X