KOMPAS.com - Memasuki awal tahun dan semester genap kalender akademik, siswa Indonesia tengah disibukkan persiapan Ujian Nasional dan seleksi masuk perguruan tinggi negeri ( PTN).
Ada 2 jalur dibuka pemerintah untuk masuk PTN yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN) yang merupakan jalur undangan prestasi akademik dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN) yang merupakan ujian terbuka bagi calon mahasiswa.
Kedua hal tersebut selalu menjadi topik penting dan selalu menarik perhatian, khususnya SBMPTN. Tercatat pada tahun 2018 kata kunci SNMPTN dicari lebih dari 2 juta kali dan kata kunci SBMPTN dicari lebih dari 4 juta kali melalui mesin pencari Google.
Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat karena tahun ini pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi membuat peraturan terbaru. Pada SNMPTN 2018, PTN wajib menyisihkan minimal 30 persen daya tampung mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. Sedangkan, tahun ini PTN hanya wajib menyisihkan 20 persen saja.
Penurunan persentase tersebut dilakukan untuk melihat efektivitas penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN yang tahun ini sistem pelaksanaannya mengalami perubahan cukup signifikan.
Baca juga: Diperpanjang Lagi, Pendaftaran SNMPTN 2019 Gunakan Sistem Ganjil-Genap
Selain mengubah sistem ujian menjadi berbasis komputer, sistem penilaian dan periode pelaksanaan pun juga berubah.
Ditemui dalam acara diskusi pendidikan siang ini (19/2/2019) di bilangan Kuningan, Jakarta, Kepala Seksi Pembelajaran dan Teknologi Kemenristek Dikti Fajar Priautama menjelaskan, “Kami melakukan perubahan tidak hanya terkait sistem, tapi penyelenggaraan. Jika dulu kepanitian ujian dilakukan secara ad-hoc dengan menunjuk PTN terpilih, tahun ini kami membentuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk mengelola seleksi masuk agar lebih sistematis dan membantu PTN menyaring siswa berkualitas”
Fajar menambahkan jika dulu pelaksanaan ujian dilaksanakan satu kali saja, kini ujian dapat dilakukan sebanyak 2 kali dengan waktu yang dapat ditentukan sendiri peserta.
Hal ini dapat dilakukan karena ujian berlangsung beberapa kali selama periode SBMPTN 2019 berlangsung, sejak Maret - Mei 2019. Selain itu siswa dapat mendaftarkan diri ke PTN setelah mendapatkan nilai dari SBMPTN
Menanggapi perubahan, Quipper selaku perusahaan pendidikan teknologi juga mempersiapkan diri untuk membantu siswa. Head of Content Quipper Indonesia Pipit Indrawati menyampaikan, “Kami melakukan persiapan sangat serius terkait konten. Khusus SBMPTN, kami mempersiapkan Paket Intensif SBMPTN 2019 berisi paket prediksi soal, tryout, bank soal SBMPTN sebelumnya serta tips dan trik cara mengerjakan soal."
Ia menambahkan timnya juga telah menyiapkan konten soal dengan materi High Order Thinking Skills (HOTS) sesuai dengan arahan pemerintah. Pipit juga menyampaikan Quipper juga menyiapkan fitur Quipper Video Masterclass untuk membantu siswa memperdalam pembelajaran secara personal melalui tutor dan kakak pembimbing yang siap dapat berkomunikasi langsung via chat di aplikasi.
Dalam diskusi turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Padjadjaran Arry Bainus, dan Kepala Sekolah SMAN 61 Jakarta Horale Tua Simanullang. Keduanya mengaku PTN dan sekolah telah siap menerima perubahan sistem dan melakukan sosialisasi kepada para peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Diharapkan dengan berbagai persiapan dilakukan PTN, sekolah dan juga pihak swasta, peralihan sistem ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memudahkan calon mahasiswa.