KOMPAS.com - Rektor Unpad Prof Tri Hanggono Achmad menyampaikan sistem Ujian Tulis Berbasis Komputer telah dikembangkan dengan sangat andal dan hati-hati. Berbagai persiapan dan pengembangan telah dilakukan dengan matang.
“Insya Allah sistem ini andal, karena kami tidak main-main mengembangkannya,” ujar Rektor Unpad seperti disitat dari laman resmi Unpad. Unpad selaku koordinator implementasi UTBK menyatakan siap untuk memfasilitasi kelancaran ujian tersebut.
Penyelenggaraan UTBK sendiri sebenarnya sudah dilakukan sejak 2016, sebagai salah satu metode dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Untuk tahun ini, pelaksanaan SBMPTN 2019 sudah seluruhnya menggunakan metode UTBK.
Rektor Unpad memastikan materi soal diujikan dalam UTBK merupakan materi yang sudah dipelajari siswa di bangku SMA. “Kami tidak mungkin memberikan materi tes yang kapasitasnya belum dimiliki anak SMA,” tegasnya.
Baca juga: Unpad Imbau Peserta UTBK Tidak Perlu Kuatir Soal Sistem dan Jaringan
Selain itu, UTBK menghindarkan peserta dari kesalahan pengisian. Karena berbasis teknologi, peserta tidak perlu repot menghitamkan lembar jawaban. Metode ini dinilai lebih mudah dikerjakan oleh peserta.
Standar penyelenggaraan UTBK juga telah dikembangkan secara ketat. Standar ini akan diterapkan di seluruh wilayah penyelenggara UTBK di Indonesia. Dengan demikian, kualitas sistem UTBK akan sama rata di setiap wilayah.
Rektor Unpad menjelaskan ada keistimewaan dari metode UTBK dibandingkan dengan metode ujian tertulis cetak. Metode berbasis komputer yang dikembangkan Kemeristekdikti ini bertujuan agar perguruan tinggi bisa lebih tepat mendapatkan calon mahasiswa.
Guna mewujudkan tujuan tersebut, mekanisme seleksi dikembangkan lebih spesifik. Tahun-tahun sebelumnya UTBK diikuti oleh peserta yang telah mendaftar SBMPTN. Pada tahun ini, peserta harus ikut UTBK dahulu untuk mendapatkan hasil.
Dari hasil UTBK, peserta kemudian memiliki rekomendasi untuk memilih program studi yang cocok melalui jalur SBMPTN.
“Kalau dahulu, kita hanya tahu kompetensi itu dari psikotes saat di SMA. Sekarang, dari 2 jenis tes yang ada dalam UTBK, setiap nilai tes yang diperoleh peserta bisa di-match-kan dengan program studi yang dituju,” papar Rektor.
Dijelaskan lebih lanjut, dua jenis tes dalam UTBK terdiri dari tes potensi skolastik dan tes potensi akademik. Setiap jenis tes bisa menjadi penentu kompetensi peserta terhadap program studi yang dituju.
Setiap program studi yang ditawarkan perguruan tinggi pada SBMPTN sudah memiliki data pembobotan tersendiri. Peserta tinggal menyesuaikan hasil tes UTBK dengan bobot program studinya.
Sistem ini dinilai lebih mendorong peserta untuk benar-benar memilih program studi yang sesuai dengan kompetensinya. “Bagi siswa, memilih program studi itu penting karena menjadi karirnya ke depan,” kata Prof Tri Hanggono.
Rektor Unpad juga mengimbau peserta ujian tidak perlu khawatir pelaksanaan UTBK akan terkendala oleh masalah sistem maupun jaringan. Pihaknya telah melakukan ujicoba sistem UTBK serentak di seluruh wilayah di Indonesia. Hasilnya, sistem ini sudah berjalan dengan baik.