KOMPAS.com - Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK) sebagai syarat wajib Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri telah dimulai hari ini, Sabtu, 13 April 2019.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Meristekdikti) Mohamad Nasir melakukan pengecekan langsung pelaksanaan UTBK dari Papua hingga Aceh melalui telecoference ke seluruh Pelaksana UTBK di Gedung BPPT di Jakarta.
Dalam kesempatan sama, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi ( LTMPT) Ravik Karsidi menyatakan pelaksanaan UTBK SBMPTN kali ini berbeda dengan SBMPTN tahun lalu, karena diselenggarakan tidak sekali serentak, melainkan beberapa kali.
Sesuai jadwal, 24 sesi UTBK akan dilaksanakan untuk SBMPTN 2019 yang terbagi dalam 2 gelombang. Sesi UTBK tiap sesi akan meliputi Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompeten Akademik (TKA) yang diselenggarakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Terkait hal ini, LTMPT telah mengupayakan berbagai hal untuk memastikan soal UTBK tidak disebarluaskan.
Baca juga: UTBK Dimulai Hari Ini, Hasil Akan Diperoleh Dalam 10 Hari
"Kalau dulu model berbasis kertas, berbasis cetak ini gampang sekali (disebarluaskan). Ini soalnya kita sudah punya berpuluh-puluh set yang kita sudah siapkan. Dalam satu ruangan itu, bahkan sebelahan tidak bisa saling jiplak-menjiplak," jelas Prof. Ravik Karsidi.
Ini sudah kita lakukan sedemikian rupa. Walaupun tidak sama, ini setara. Sistem kesetaraan ini kita pertanggungjawabkan secara ilmiah," ungkap Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi.
Dalam UTBK SBMPTN kali ini, mahasiswa mendapat nilai terlebih dahulu untuk masing-masing sesi UTBK yang diambil.
Terkait passing grade atau batas minimal untuk masuk ke masing-masing PTN, tahun ini belum dapat terlihat passing grade untuk masing-masing PTN, namun LTMPT akan memberikan data statistik yang dapat digunakan mahasiswa untuk menentukan PTN yang dapat diambil.
"Karena tahun ini baru pertama kali sehingga belum ada gambaran (passing grade). Tahun yang akan datang, akan terlihat, misalkan 600 atau 700 itu bisa masuk ke Fakultas Kedokteran UI, misalkan,"
"Sekarang ini yang kita bisa bantu ke masyarakat adalah kita 24 kali tes, setiap sesi, setiap kali tes, akan kita informasikan ke yang bersangkutan pasti pegang nilai, tapi kita bantu juga nilai maksimum berapa, minimum berapa, rata-rata berapa dalam satu sesi itu, sehingga dari situ terakumulasi sampai ke-24 kali," ungkap Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto.