5 Ciri Khas Calon Mahasiswa yang Tembus UTBK SBMPTN

Kompas.com - 06/04/2020, 14:37 WIB
Ilustrasi ujian berbasis komputer. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKOIlustrasi ujian berbasis komputer.

KOMPAS.com - Kelulusan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) nyatanya tak cukup bermodal rajin menghafal rumus.

Tak sedikit anak yang terkenal pintar di sekolah, tetapi justru gagal masuk jurusan atau universitas impiannya karena tak tembus UTBK SBMPTN. Sebaliknya, bukan tak mungkin kalau anak yang nilainya biasa saja, justru lolos ke PTN favorit.

"Ada aja cerita anak tukang main, tapi malah akhirnya bisa mengejar teman-temannya di bulan-bulan terakhir dan berhasil masuk PTN top," papar laman media sosial Zenius Education.

Untuk menjawab kegalauan, platform edukasi Zenius Education mencoba merangkum ciri atau sifat utama yang dimiliki seorang calon mahasiswa yang membuat mereka berhasil meraih mimpi lolos UTBK SBMPTN.

Baca juga: UN Batal, UTBK SBMPTN Tetap Diadakan dengan Sistem Rolling

Dirangkum dari laman Zenius Education, berikut 5 ciri khas calon mahasiswa yang tembus UTBK SBMPTN:

1. Setia pada mimpi

Setia pada mimpi alias fokus. Kelancaran tes UTBK nyatanya sangat bergantung pada fokus atau tidaknya siswa kelas 12 dalam melakukan persiapan tes masuk perguruan tinggi.

"Kurangi segala distraction yang bisa mengganggu konsentrasi, termasuk mengorbankan hal-hal yang dekat dengan kita yang memberi efek negatif pada proses persiapan belajar," saran Zenius.

Untuk dapat fokus, Co-Founder dan Chief Education Officer Zenius Sabda PS menyarankan untuk membuat target belajar.

Baca juga: Info Terbaru LTMPT: UTBK 2020 Ditunda terkait Wabah Corona

"Misalnya selama 14 hari belajar mandiri di rumah, saya akan menyelesaikan materi Ekonomi & Geografi UTBK di Zenius. Lalu, turunkan menjadi target harian, misalnya menyelesaikan video materi dan latihan soal," saran Sabda dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, belajar UTBK mandiri di rumah menjadi lebih efektif dan terukur.

2. Berani ke keluar dari zona nyaman

Medan tempur UTBK berbeda dari ujian sekolah terlebih ulangan, baik dari jenis soal, waktu pengejaan, bahkan persyaratan ujian juga berbeda.

Siswa yang sukses UTBK umumnya mau keluar dari zona nyaman, seperti tak hanya mengandalkan buku pelajaran dan mau berlatih beragam jenis soal dari beragam sumber.

"Setelah target dibuat, maka kita bisa gunakan berbagai macam fitur belajar online seperti Live Class dan video pembelajaran yang ada di aplikasi Zenius, untuk memperdalam pemahaman mengenai materi pembelajaran," imbuh Sabda.

3. Belajar konsep, bukan hafalan

Mengandalkan metode hafalan sebagai persiapan UTBK dan tes PTN lainnya dinilai cukup berbahaya. Pasalnya, soal-soal UTBK membutuhkan pemahaman konseptual dan pemikiran kritis.

Baca juga: Daftar Lengkap Daya Tampung Universitas Brawijaya di SBMPTN 2020

Sebagai contoh, target utama Tes Kompetensi Akademik (TKA) ialah mendapatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS). HOTS akan melihat sejauh mana penguasaan materi pelajaran yang dimiliki siswa.

Namun, penguasaan ini tak hanya sekadar hapalan materi pelajaran saja, tetapi juga membutuhkan analisis dan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah soal.

"Jadi, buat yang masih suka menghafal, sebaiknya kamu mulai ubah cara belajarmu dari sekarang sebelum terlambat," tutur Zenius.

4. Tidak cepat puas dengan nilai "tryout"

Untuk adikan nilai tryout sebagai acuan, maka siswa perlu melakukan lebih dari 3 kali tryout dan merata-ratakan hasilnya.

Rata-rata calon mahasiswa yang lolos UTBK SBMPTN tak hanya ikut sekali tryout atau beberapa kali dari sumber yang sama. Namun, mengikuti beragam jenis tryout dan tidak cepat puas dengan hasilnya.

Baca juga: Ingin Kuliah Sambil Liburan di Bali? Ini Daya Tampung Udayana di SBMPTN 2020

"Belajarlah habis-habisan untuk dapat nilai UTBK setinggi-tingginya agar kamu bisa semakin mengamankan posisi di jurusan yang kamu tuju, jangan cepat puas."

5. Hindari menunda belajar

Pelaksanaan UTBK resmi ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Itu berarti, kamu memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk mempersiapkannya. Namun, penundaan waktu tersebut juga bisa membuat kamu ikut-ikutan menunda waktu belajar. 

Sering menunda belajar, dapat membuat kamu terlena berpotensi membuat banyak materi dan pembahasan soal yang tak sempat dikerjakan. Untuk itu, mulailah untuk membuat target belajar harian atau mingguan.

Caranya, ubah perspektif dalam membuat jadwal belajar dari "Time-Oriented" menjadi "Task-Oriented".

Artinya, baiknya kamu tidak fokus pada sebanyak apa waktu yang harus dihabiskan untuk belajar (time-oriented) dalam sehari atau seminggu, melainkan fokus pada berapa banyak materi serta soal yang akan kamu pelajari dahulu (task-oriented).

"Kamu uraikan dulu materi yang mau kamu kerjain, soal ada waktu atau enggak, jangan pusing ke arah situ dulu," papar Zenius.

Close Ads X