KOMPAS.com - Dari hasil pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2020 pada Rabu (8/4/2020) lalu, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT) merilis sejumlah PTN maupun program studi ( prodi) yang paling diminati siswa.
Di ranah Sains dan Teknologi (Saintek), Farmasi dan Teknik Informatika menjadi prodi populer pilihan siswa SNMPTN 2020, berada di peringkat peringkat 20 besar prodi dengan keketatan paling tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Pelaksana LTMPT Prof. Dr. Mohammad Nasih dalam konferensi video pengumuman SNMPTN, Rabu (8/4/2020).
“Ada kecenderungan para siswa untuk fokus dan tertarik pada bidang-bidang teknik disusul dengan farmasi, baru ke program studi lain yang jadi incaran,” kata Prof. Nasih
Baca juga: 40 Prodi Saintek dan Soshum dengan Keketatan Tertinggi di SNMPTN 2020
Persentase keketatan sendiri merupakan perbandingan antara jumlah pendaftar SNMPTN dan jumlah peserta yang lolos. Misalnya, bila keketatan Farmasi adalah 1 persen atau 1: 100, berarti dari 100 orang pendaftar yang lolos hanya 1 orang.
Dengan begitu, semakin kecil nilai persentase keketatan, maka semakin "sengit" persaingan untuk masuk ke jurusan tersebut. Meski demikian, siswa yang berhasil lolos ke jurusan dengan keketatan tertinggi dianggap memiliki daya saing yang baik.
Melansir LTMPT, ada 7 (tujuh) PTN dengan prodi Farmasi terketat yang masuk dalam daftar 20 besar. Posisi pertama ditempati Farmasi Universitas Diponegoro dengan keketatan 1,26 persen.
Baca juga: Teknik Informatika Unpad: Jurusan Saintek Paling Ketat di SNMPTN 2020
Masih berada di tingkat 5 besar, ada Farmasi Universitas Sebelas Maret dengan persentase keketatan 1,38 persen dan Farmasi Universitas Syiah Kuala 1,61 persen.
Selanjutnya diikuti Farmasi Universitas Padjadjaran 1,88 persen, Farmasi Universitas Jenderal Soedirman 1,89 persen, Farmasi Universitas Lampung 2,14 persen serta Farmasi Universitas Hasanuddin dengan keketatan 2,17 persen.
Melansir Rencanamu.id, layaknya Kedokteran, bidang Farmasi seakan tidak ada matinya. Bahkan akan terus berkembang seiring waktu, sebab penyakit pun ikut berkembang dan membutuhkan penanganan yang tepat.
Kamu akan belajar mengenali struktur senyawa obat dan cara sintesisnya, lalu menganalisa, meracik, sehingga menjadi obat yang layak dikonsumsi.
Di prodi ini juga akan banyak kegiatan praktikum, sehingga bagi kamu yang menyukai praktikum lab, masuk jurusan Farmasi akan sangat menarik.
Baca juga: 20 PTN Paling Diminati di SNMPTN 2020, Brawijaya Jadi Juara
Lulusan Farmasi akan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) dan dapat meneruskan pendidikan Apoteker untuk mendapatkan gelar Apoteker (Apt).
Namun, lulusan Farmasi tidak melulu menjadi Apoteker dan berada di apotek, tapi juga dibutuhkan oleh rumah sakit, laboratorium, klinik, lembaga penelitian baik milik swasta maupun pemerintah seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga Kementerian Kesehatan.
Di sektor industri obat, makanan, dan kosmetik, lulusan Farmasi juga dapat berkarier sebagai peracik dan pengembang obat-obatan, konsultan, dan manajemen mutu.