KOMPAS.com - Tak hanya persiapan akademis dan fisik, kesiapan mental pun juga perlu diperhatikan jelang Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020 agar prosesnya menjadi semakin lancar.
Hari pertama UTBK Tahap 1 akan berlangsung dua hari lagi, yakni pada Minggu 5 Juli 2020 hingga 14 Juli 2020. Sedangkan UTBK Tahap 2 pada 20-29 Juli 2020.
Kepala Departemen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ( Unpad) Surya Cahyadi mengatakan bahwa saat menghadapi ujian, peserta perlu mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak pada munculnya berbagai permasalahan psikologis yang akhirnya bisa memengaruhi kelancaran ujian.
Baca juga: H-2 UTBK-SBMPTN 2020, Ini Perlengkapan Ujian yang Harus Dipersiapkan
“Stres perlu dikelola dengan baik, dengan cara mengatasi permasalahan yang menjadi sumber penyebab stres dan mengelola perasaan tidak nyaman yang muncul,” kata Surya, Jumat (3/7/2020) seperti dilansir dari laman Unpad.
Pada dasarnya, jelas dia, stres atau perasaan tertekan yang muncul saat akan menghadapi ujian adalah hal yang wajar.
Stres biasanya muncul karena takut mengalami kegagalan, seperti karena kurangnya penguasaan materi, ketatnya persaingan, atau hal-hal lainnya yang tidak diinginkan terjadi.
“Sebenarnya, dalam tingkat yang rendah, kondisi tersebut dapat menguntungkan atau bahkan dapat dikatakan sehat karena dapat memotivasi kita untuk lebih tekun dalam belajar," jelasnya.
Baca juga: Cerita Sukses Andri Lolos SBMPTN UGM, Tanpa Predikat Juara Kelas
Namun, Surya juga menjelaskan, jika stres yang dirasakan berlebihan, maka dapat menyebabkan munculnya permasalahan psikologis, seperti gelisah, kecemasan, dan sulit konsentrasi.
Selain itu, menurutnya ada perbedaan situasi saat pandemi yang dapat berdampak psikologis pada peserta ujian.
Perasaan takut tertular atau curiga terhadap orang lain yang akan menularkan virus, baik selama di perjalanan maupun di lokasi ujian, dapat menjadi stres tersendiri yang bisa mengganggu konsentrasi ketika mengerjakan ujian.
“Oleh karena itu, kita perlu membangun kepercayaan kepada orang lain bahwa mereka juga tentunya akan menjaga diri sama seperti kita. Patuhi protokol kesehatan yang berlaku sehingga kita tetap merasa tenang dalam menghadapi ujian,” pesannya.
Baca juga: 5 Ciri Khas Calon Mahasiswa yang Tembus UTBK SBMPTN
Surya pun memberikan sejumlah tips untuk bisa mengelola stres dengan baik menjelang ujian:
Pertama ialah menciptakan lingkungan belajar yang nyaman agar bisa lebih menguasai materi.
Buatlah daftar permasalahan dalam proses belajar yang memicu stres dan coba menyelesaikannya.
Selanjutnya, fokus pada aktivitas dan materi yang dipelajari dengan tidak banyak memikirkan hal buruk yang belum tentu terjadi.
Baca juga: Universitas Indonesia Buka Kuota 3.769 Mahasiswa Baru Jalur SIMAK UI
Ia menyarankan perlunya upaya mengenali diri agar tidak memaksakan di luar batas kemampuan yang dimiliki.
Saat melaksanakan ujian, juga perlu mengelola pikiran dan perasaan. Upayakan untuk tidak memikirkan hal lain di luar soal ujian yang akan mengurangi konsentrasi sekaligus membuat gelisah.
Selain itu, istirahat juga diperlukan agar tubuh dan pikiran tidak lelah.
“Belajar terus-menerus akan membuat lelah tubuh dan pikiran kita sehingga ketahanan psikis kita pun menjadi berkurang. Hal ini akan membuat kita rentan terhadap stres. Mengelola istirahat dengan baik, seperti jeda untuk olahraga ringan atau tidur yang cukup dapat menyegarkan kembali tenaga dan pikiran,” tuturnya.
Berbagi cerita dengan orang lain mengenai pemikiran, perasaan, dan permasalahan yang dihadapi juga akan membuat diri merasa lebih nyaman.
Baca juga: Beasiswa D3/S1 dari Universitas Islam Indonesia, Bebas Biaya Kuliah
Memanjatkan doa kepada Tuhan akan dapat memberi kekuatan moral tersendiri yang akan membuat perasaan menjadi lebih tenang dalam menghadapi ujian.
Faktor lingkungan, khususnya keluarga dan teman, dinilai Surya juga berperan penting dalam kelancaran ujian.
Keluarga dan teman perlu menghargai dan memberi dukungan kepada para peserta ujian.
“Hal ini dapat dilakukan mulai dari memberi keleluasaan dan tidak mengganggu mereka ketika belajar, hingga memberi bantuan ketika mereka mengalami kesulitan baik terkait materi pelajaran atau setidaknya bersedia menjadi teman curhat yang baik bagi mereka,” ujar Surya.
Baca juga: Beasiswa S2 Brunei, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 5 Juta Per Bulan
Lebih lanjut Surya mengatakan, persiapan yang matang akan membuat peserta optimistis dan percaya diri sehingga lebih tenang dalam melaksanakan ujian.
“Ketika mengalami permasalahan teknis dalam pelaksanaan ujian, juga upayakan untuk tetap tenang dan mintalah bantuan kepada pengawas jika diperlukan,” pesan Dr. Surya.