KOMPAS.com - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengumumkan top 1.000 SLTA berdasarkan nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) 2020.
Pengumuman dilakukan dalam webinar bertajuk "Kiat Sukses Masuk Perguruan Tinggi Pilihan dan Pengumuman Peringkat Sekolah Berdasarkan Nilai UTBK 2020" yang disiarkan pada channel Youtube LTMPT Official.
Ketua LTMPT, Prof Mohammad Nasih, mengungkapkan pihaknya membagi peringkat sekolah tersebut dalam beberapa kategori.
Mulai dari 10 SMA terbaik, 10 MA terbaik, 10 SMK terbaik, Top 10 Rerata Sub Tes Kemampuan Kuantitatif, dan lain sebagainya. Data disajikan nasional dan per daerah.
Baca juga: Ingin Masuk Perguruan Tinggi Negeri? Simak 4 Tips Berikut Ini
Sementara, untuk Madrasah Aliyah atau MA berikut ini daftar 10 MA terbaik:
Baca juga: Masih Banyak Zona Merah, Ketua DPRD Jateng Minta Rencana Kembali ke Sekolah Dikaji Ulang
Selanjutnya, ini daftar SMK terbaik atau Top 10 SMK:
Selain itu, LTPMT membuat peringkat SLTA terbaik sejumlah provinsi. Berikut ini SLTA terbaik di Sumatera:
Baca juga: 10 SMA dengan Nilai Rerata TPS UTBK 2020 Tertinggi Versi LTMPT
Berikut ini SLTA terbaik pada setiap provinsi yang ada di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara:
Berikut ini SLTA terbaik pada setiap provinsi di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua:
Baca juga: Ketua LTMPT: Diumumkan Top 500 SLTA Berdasar Nilai UTBK 2020
Ada juga Top 10 Berdasarkan Rerata Tes Potensi Skolastik (TPS) UTBK, berikut ini daftarnya:
Selain kategori di atas, terdapat 4 kategori lainnya, yaitu Top 10 Rerata Sub Tes Pengetahuan Pemahaman Umum, Top 10 Rerata Sub Tes Kemampuan Kuantitatif, Top 10 Rerata Sub Tes Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis, serta Top 10 Rerata Sub Tes Kemampuan Penalaran Umum.
Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Pemda Lakukan Simulasi Sebelum Sekolah Dibuka
Sebelumnya, diberitakan Kompas.com pada 24 Juni 2019, pemerintah menyatakan era sekolah favorit sudah selesai.
Mendikbud kala itu, Muhadjir Effendy, menyatakan ingin menghapus adanya label sekolah favorit yang berkembang di masyarakat. Ini terkait dengan penerapan sistem zonasi pada PPDB 2019.
Sistem zonasi mengatur jarak dari rumah ke sekolah sebagai syarat utama, bukan nilai rapor dan ujian nasional.
"Masyarakat ini ada yang memang belum tersosialisasi dan ada yang pura-pura belum tersosialisasi karena dia masih berharap keinginannya bisa terpenuhi. Karena itu, saya mohon masyarakat mulai menyadari bahwa namanya era sekolah favorit itu sudah selesai," ujar Muhadjir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/6/2019).
Untuk menghapus label sekolah favorit caranya yaitu dengan menerapkan sistem zonasi.
Tidak ada lagi sekolah yang isinya anak-anak dengan kriteria nilai khusus. Selain itu sekolah akan diisi oleh siswa yang lebih heterogen.