KOMPAS.com - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) telah mengumumkan mekanisme SNMPTN dan SBMPTN- UTBK 2021.
Proses pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN-UTBK akan dimulai pada bulan Januari 2021.
Seleksi pertama yang akan dilalui para siswa yang ingin masuk perguruan tinggi negeri adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disingkat SNMPTN.
Berikut ini syarat sekolah yang bisa mendaftar SNMPTN 2021:
Selain syarat untuk sekolah, ada juga syarat untuk siswa. Akan tetapi berbeda dari SNMPTN 2020, data siswa yang diisikan hanya yang eligible.
Sementara pada SNMPTN 2020, semua data siswa diinput.
Baca juga: Tahapan Pendaftaran dan Jadwal Kegiatan SNMPTN 2021
Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Prof Dr Budi Prasetyo Widyobroto lewat sosialisasi SNMPTN di laman Youtube LTMPT, Rabu (16/12/2020), menjelaskan secara gamblang terkait eligible.
Dia menyebutkan, pada jalur SNMPTN perguruan tinggi akan mencari para siswa yang unggul di sekolahnya. Walaupun tidak dapat dimungkiri hal itu bisa sangat relatif.
"Sehingga kuota jalur SNMPTN masing-masing sekolah ditentukan oleh 2 hal, yang pertama akreditasi sekolah tersebut, kedua jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut, jurusan paralel," kata Budi.
Karena itu LTMPT akan menghitung kuota sekolah berdasarkan 2 hal tersebut. Kuota itu menunjukkan berapa jumlah siswa yang bisa mendaftar SNMPTN.
Budi mencontohkan sebuah SMA yang memiliki total siswa 100 orang (kelas XII) dengan akreditasi A, maka berhak mendapat kuota 40 persen untuk masing-masing jurusannya.
Sehingga jurusan IPA 40 persen, IPS 40 persen, dan seterusnya.
Dia juga mengatakan penghitungannya paralel, bukan kelas. Jadi walaupun misalnya jurusan IPA ada 6 kelas, tetap dihitung 40 persen dari total 6 kelas tersebut.
"IPA-nya ada 6, kita berbicaranya satu institusi sekolah tersebut, bukan kelas," ujarnya
Budi juga menjelaskan bahwa LTMPT menentukan kuota sekolah, tapi siapa saja yang bisa mendaftar dari jumlah yang sudah ditentukan itu adalah pihak sekolah.
"Yang menentukan 40 persen identik 40 orang itu LTMPT, tapi yang menentukan siapa saja 40 orang itu adalah sekolah," ujarnya.
Hal itu karena ada kemungkinan satu-dua siswa yang tidak mendaftar SNMPTN. Dia mencontohkan adanya siswa yang mendaftar sekolah di luar negeri, sehingga tidak mendaftar SNMPTN.
Baca juga: Berbeda, Ini Ketentuan Pilih Jurusan Kuliah di SNMPTN dan SBMPTN 2021
Sehingga tidak harus siswa yang rangking 1-40 dapat mendaftar SNMPTN. Bila ada yang tidak ingin mendaftar lewat jalur SNMPTN seperti kasus di atas, "kursi"-nya bisa dialihkan ke siswa lainnya.
Kemudian Budi menggarisbawahi bahwa siswa yang dipilih sekolah untuk bisa mendaftar SNMPTN itulah yang disebut eligible.
"Yang dipilih oleh sekolah tersebut adalah siswa yang eligible untuk mendaftar SNMPTN," pungkasnya.
Budi juga menjelaskan bahwa tidak semua data siswa dalam satu sekolah akan diinput pada SNMPTN 2021. Hal itu karena dilakukan untuk efisiensi.
Baca juga: Patut Disimak, Ini 7 Perbedaan pada SNMPTN dan SBMPTN-UTBK 2021
Budi mengatakan bahwa saat ini hingga 23 Desember sedang berlangsung pengecekan data siswa dan status sekolah di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).
Dia mengimbau sekolah untuk mengecek data siswa dan status sekolah di Pusdatin. Jika ada yang salah, diharapkan untuk segera dikoreksi. Sebab, itu penting untuk menetapkan kuota masing-masing sekolah.
Lalu pada 28 Desember 2020, LTMPT akan mengumumkan secara terbuka kuota masing-masing sekolah di Indonesia untuk mendaftar SNMPTN.
Setelah pengumuman itu, jika masih ada yang kurang pas, LTMPT juga menyediakan layanan masa sanggah bagi sekolah yang ingin mengoreksi, yaitu paling lambat 15 Januari 2021 pukul 15.00 WIB.
Setelah kuota diumumkan, sekolah bisa menentukan siapa yang bisa mendaftar SNMPTN.
Baca juga: Jadwal, Syarat dan Tahapan Pendaftaran SNMPTN 2021