KOMPAS.com - Sebagai salah satu pusat Ujian Tulis Berbasis Kompetensi (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Undana meminta kebijakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi ( LTMPT).
Permintaan tersebut, mengenai izin adanya sesi tambahan UTBK. Hal itu menyusul adanya dampak badai Seroja.
Sehingga beberapa peserta UTBK asal daerah terdampak belum bisa ke Kota Kupang hingga saat ini, lantaran kesulitan mengakses moda transportasi, baik darat, laut maupun udara.
Wakil Rektor Bidang Akademik Undana Maxs U. E. Sanam mengatakan pihaknya akan segera mengumpulkan data dan bersurat ke LTMPT guna meminta kebijakan adanya sesi tambahan UTBK.
Baca juga: Peserta UTBK 2021, Ini Daftar Dokumen yang Harus Dibawa Saat Ujian
“Data dari teman-teman contact person, kita akan kompilasi dan bersurat ke LTMPT. Kita akan meminta, jika memungkinkan anak-anak ini diberi kesempatan mengikuti sesi tambahan dalam suatu waktu tertentu, agar mereka tidak kehilangan kesempatan untuk masuk melalui SBMPTN,” tandas mantan Dekan FKH Undana itu.
Sebagai salah satu pusat UTBK, Maxs mengatakan Undana, tidak dalam posisi sebagai penentu kebijakan. Tetapi pengambil kebijakan dan keputusan ada pada pihak LTMPT.
“Undana sebagai salah satu pusat UTBK, kita tidak dalam posisi sebagai penentu kebijakan. Jadi kita mengusul, tetapi kebijakan dan keputusannya dari LPMPT. Kita akan berusaha untuk itu,” ujarnya.
Karena itu, ia juga meminta para peserta UTBK agar siap menerima segala konsekuensi, jika LTMPT tidak mengizinkan adanya ujian susulan.
Baca juga: 10 PTN dengan Nilai UTBK Saintek Tertinggi di SBMPTN 2019-2020
“Apapun keputusannya, adik-adik peserta harus siap dengan segala konsekuensi, kalau LTMPT mengatakan tidak mungkin, karena kesulitan dalam mengatur jadwal dan sistemnya, maka masih ada kesempatan pendaftaran di jalur Seleksi Mandiri Masuk Undana (SMMU),” ujarnya.
“Kita akan berupaya menyampaikan kepada LTMPT terkait kesulitan yang mereka hadapi, karena ini kejadian luar biasa, tetapi yang memutuskan LTMPT bukan Undana. Kita akan sampaikan keinginan anak-anak,” ungkapnya menambahkan.
Penanggung jawab Lapangan (PjL) Jacoba D. Niga menambahkan, untuk saat ini UTBK berlangsung lancar. Khusus untuk di lokasi UPT Puskom, hampir semua peserta hadir mengikuti UTBK.
“Peserta yang hadir, memang tidak semua ruangan terisi penuh. Kadang ada satu-dua anak yang tidak hadir. Tetapi pelaksanaan ujian sangat lancar,” ujarnya.
Ia mengatakan, pelaksanaan UTBK yang dilaksanakan tanggal 19 April merupakan jadwal tunda yang seharusnya sudah dilaksanakan tanggal 12 April.
Baca juga: 10 PTN dengan Nilai UTBK Soshum Tertinggi di SBMPTN 2019-2020
Terkait dengan sejumlah peserta yang datang terlambat, jelas Niga, tetap disuruh masuk mengikuti ujian. Tetapi konsekuensinya, waktu ujian menjadi bergeser.
Khusus untuk peserta yang datang dan melapor ke setiap lokasi ujian bahwa waktu UTBK mereka sudah terlewati, maka panitia mencatat nama dan meminta peserta menyampaikan alasan keterlambatan para peserta UTBK.
Umumnya, keterlambatan peserta karena alasan jaringan internet maupun transportasi yang tidak beroperasi pasca siklon Seroja.
“Kalau jadwalnya sudah lewat, kami catat nama-nama dan sampaikan ke panitia, kalau bisa mereka diperhatikan melalui penjadwalan ulang oleh LTMPT,” ungkapnya.