KOMPAS.com - Pada akhir 2020, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi ( LTMPT) merilis daftar Top 1.000 sekolah dengan nilai rerata UTBK Tertinggi Tahun 2020.
Dari seribu sekolah itu, ada satu SMA yang menjadi andalan Kota Yogyakarta yakni SMAN 1 Yogyakarta berhasil menduduki peringkat 9 nasional.
Meski bukan berada di peringkat paling atas, tetapi ini adalah hasil pencapaian semua pihak yang ada di SMAN 1 Teladan Yogyakarta.
Baca juga: 20 SMA Terbaik di DIY Berdasarkan Rerata Nilai UTBK 2020
Tentu tak mudah mencapai prestasi tertinggi. Namun hal ini bisa menjadi pemicu pihak sekolah untuk terus meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikannya.
Kepala SMAN 1 Teladan Yogyakarta Drs. Miftakodin, MM., membeberkan kunci dari keberhasilannya tersebut. Apa kuncinya?
1. Membangun ekosistem pembelajaran yang kondusif
Kunci pertama ialah bisa membangun ekosistem antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat (alumni).
2. Higher Order Thinking Skill ( HOTS)
Siswa dibekali dengan pola pikir tingkat tinggi. Ini karena lulusan SMA disiapkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
3. Pendalaman materi
Hampir setiap pagi, siswa di SMAN 1 Yogya diberikan pendalaman materi. Salah satu contohnya soal-soal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
"Terkait HOTS, tentu kami selalu meningkatkan SDM guru yang mengharuskan membuat soal dengan penilaian HOTS," ujar Miftakodin kepada Kompas.com, Selasa (8/6/2021).
Tak hanya itu saja, pihaknya juga selalu menyampaikan atau memberikan laporan perkembangan hasil belajar siswa kepada orang tua setiap mid semester.
Baca juga: 10 SMK Terbaik di DIY Berdasar Rerata UTBK 2020
"Bagaimanapun juga, ini adalah upaya sekolah agar bisa mencapai nilai yang optimal. Dengan demikian, progres kemampuan siswa bisa terukur setiap saat," jelasnya.
Selain itu, peran dari masyarakat khususnya alumni juga sangat penting. Hal ini sangat dirasakan pihak sekolah.
Alumni yang berada di Yogyakarta, menurut Miftakodin ialah para alumni yang kuliah di kampus-kampus Yogya seperti di Universitas Gadjah Mada ( UGM).
"Peran alumni yang kuliah di Yogya cukup besar. Mereka membina adik-adik kelasnya ke sekolah dengan memberikan mentoring terkait pembelajaran," imbuhnya.
Bahkan alumni yang berada di luar daerah juga turut membantu dengan membangun ruang kegiatan ekstra.
Atau yang terbaru, alumni juga memberikan bantuan alat screening Covid-19 GeNose UGM untuk menyukseskan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tahun ajaran baru nanti.
Terpisah, salah satu siswa kelas XII SMAN 1 Teladan Yogyakarta, Armeyra saat dihubungi Kompas.com mengungkapkan dirinya bersyukur bisa sekolah di SMA tersebut.
Ini karena metode pembelajarannya sangat dibutuhkan untuk menunjang ilmunya ke pendidikan tinggi.
Baca juga: Simulasi PTM SMPN 1 Yogya, 5 Nilai Karakter Ditekankan pada Siswa
"Kebetulan saya tidak ikut les, jadi dengan adanya pendalaman materi setiap pagi ini sangat membantu. Bahkan ketika pandemi Covid-19 juga tetap ada pendalaman materi di sore hari secara virtual," katanya.