KOMPAS.com - Usaha tak akan mengkhianati hasil. Seperti yang dirasakan Halimatus Sa’diyah, berkat ketekunan dalam belajar, berhasil mengantarkannya lolos masuk di Departemen Matematika, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada ( UGM) Yogyakarta jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021.
Hasil ini tentu membahagiakan dan membanggakan ayahnya Zainudin yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya Siti Fatimah.
"Rasanya senang, bisa sedikit memberikan kebahagiaan untuk bapak dan ibu karena saya lolos SNMPTN dengan program KIP Kuliah, mudah-mudahan meringankan," kata Halimatus Sa’diyah seperti dikutip dari laman UGM, Kamis (24/6/2021).
Gadis asal Dusun Bringin RT 17 RW 07, Pondok Wuluh, Leces, Probolinggo, Jawa Timur ini mengaku, pendapatan ayahnya sebagai kuli bangunan, tidak menentu. Dia membayangkan mustahil baginya bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Baca juga: Ikut UM Undip? Kamu Bisa Gagal Jika Lakukan Hal Ini
Dengan pendapatan Rp 65.000 per hari atau rata-rata Rp 1.950.000 rupiah per bulan sangat tidak mencukupi untuk menanggung kehidupan 4 anggota keluarga di rumah.
"Belum lagi bapak sekarang berumur 54 tahun dan mengidap penyakit liver sejak usia 35 tahun dan membutuhkan obat jalan. Tapi bapak tak putus semangat untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga," ungkapnya.
Halimatus Sa’diyah dan keluarga hidup dengan sangat sederhana. Meski hidup dengan keterbatasan ekonomi, memecut semangat Halimatus Sa’diyah untuk selalu berprestasi di setiap jenjang pendidikan.
Dara kelahiran Probolinggo, 27 April 2003 ini lulus dari SDN 1 Pondok Wuluh tahun 2015, SMPN 1 Leces Excellent Class tahun 2018 dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang, Cambridge International School ID 113 tahun 2021.
Baca juga: Kompasfest Goes To Campus: Mahasiswa Bisa Bersinar dengan Minatnya
Ia mengaku menempuh pendidikan SD normal selama 6 tahun dan di setiap akhir semester selalu mendapat rangking 1. Berlanjut jenjang SMP, ia tempuh normal selama 3 tahun dan di setiap akhir semester juga selalu mendapat ranking 1 dan 2.
Semasa SMP, ia mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan sempat mengikuti OSN Matematika serta pernah menjadi Duta Adiwiyata Mandiri Nasional.
"Pengalaman olimpiade sebenarnya sudah saya rintis semenjak kelas 7-9 SMP tetapi belum mendapatkan medali. Di SMP ini saya juga menambah kegiatan organisasi dengan menjadi anggota Remaja Masjid sebagai sekretaris," urainya.
Baca juga: Ini Persiapan Madrasah Ikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Saat duduk di bangku SMA, Halimatus mencoba pengalaman yang sangat berbeda. Saat menempuh pendidikan SMA, ia memilih di pondok pesantren Darul Ulum Jombang.
Di jenjang pendidikan SMA inilah, menurutnya, lingkup pertemanan dan saingan yang semula hanya 1 kecamatan menjadi se-Indonesia. Tingkat persaingan pun menjadi semakin ketat.
"Alhamdulillah di setiap semester, saya tetap bisa mempertahankan ranking 1 dan 2 serta pararel 5 dari 354 siswa di akhir wisuda," tandasnya.
Dia juga mendapatkan pengalaman organisasi Science And Social Olympiad Nasional (SSO) sebagai koordinator soal Fisika dan IPA terpadu selama 2 tahun berturut-turut di SMA Darul U’lum 2. Halimatus juga memiliki pengalaman sebagai koordinator umum di Asrama Al-Kautsar selama 1 tahun di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
Baca juga: Daftar Lengkap Statistik Nilai UTBK SBMPTN 2021 Per Kelompok
Halimatus juga aktif berorganisasi, mengikuti ekstrakurikuler cambridge examination, tahfidz, club Bahasa Inggris, dan teknologi informatika. Sederet juara pun berhasil diraihnya, mulai dari Gold Medal International Science And Invention Fair 2020.
Hingga juara 3 Nasional Olimpiade MIPA dan Farmasi yang diselenggarakan Unair, juara 1 lomba KOPSI tingkat Sekolah dan Cambridge Examination Grade C 5.
Meski mengikuti banyak kegiatan ekstra, nilai akademik SMA Halimatus rata-rata di setiap semester minimal 90. Ia pun selalu mendapat ranking 1 dan 2 mulai dari kelas X semester 1 hingga kelas XII semester 5.
Ia mengaku, bisa mendapatkan nilai akademik yang baik karena selalu membersihkan pikiran-pikiran lainnya, yang dipikirkannya hanya menuntut ilmu.
Baca juga: Pakar UGM Ungkap Potensi dan Permasalahan Penyediaan Garam Nasional
Disamping itu, ia selalu menanamkan dalam diri untuk bisa berhasil meraih cita-cita sehingga senantiasa memprioritaskan belajar secara tertata.
"Yang penting juga jangan menunda-nunda tugas. Selalu berdoa dan tawakal serta mengatur waktu dengan mendahulukan yang utama baru yang sekunder, tersier. Selama tugas primer belum terselesaikan jangan mengerjakan yang sekunder," ungkapnya.
Menurutnya, prestasi meraih Gold Medal International Science and Invention Fair 2020 merupakan faktor yang turut mendorong lolos diterima di FMIPA UGM jalur SNMPTN. Terbukti temannya satu tim juga diterima di ITS jalur SNMPTN.
Baca juga: Kamu Sulit Konsentrasi? Yuk Terapkan Teknik Pomodoro Saat Belajar
Kini Halimatus bersiap diri menjadi mahasiswa baru di Departemen Matematika FMIPA UGM. Alasan sederhana kenapa ia memilih Matematika karena mencintai pelajaran Matematika dan ingin menjadi dosen.
“Saat pengumuman saya, bapak ibu terharu bercampur bahagia, sebab sesuai dengan cita-cita, dan perjuangan saya mulai dari SD, SMP, dan SMA tidak sia-sia," pungkasnya