5 Mahasiswa Baru Unej Masih Berusia 16 Tahun, Ini Ceritanya

Kompas.com - 20/09/2021, 17:17 WIB
Ilustrasi mahasiswa SHUTTERSTOCKIlustrasi mahasiswa
|

KOMPAS.com - Umumnya, usia 16 tahun masih sekolah di SMA/sederajat. Tetapi, lima anak baru gede (ABG) berusia 16 tahunan ini menjadi mahasiswa di Universitas Jember ( Unej).

Tahun akademik 2021/2022 ini, Unej menerima sebanyak 7.644 mahasiswa baru. Terdiri dari 7.062 mahasiswa jenjang sarjana, dan 582 mahasiswa jenjang diploma.

Adapun kelima mahasiswa baru yang berusia 16 tahunan itu ialah:

  1. Paramitha Kartika Dewi dari Program Studi Pendidikan Biologi
  2. Putri Mulya Anggraini dari Program Studi Pendidikan Geografi
  3. M. Abdul Karim Al Hakim dari Fakultas Kedokteran
  4. Regina Callista Nailah Puspamaya dari Fakultas Kedokteran
  5. Agung Fadlullah Ahmad dari Program Studi Teknik Mesin

Baca juga: Sabun Kertas Berbahan Alami Ini Karya Mahasiswa UNS

Melansir laman Unej, Senin (20/9/2021), seperti ini kisah perjuangan mereka yang masih belia tetapi sudah menyandang sebagai mahasiswa.

Kuncinya giat belajar

Menurut Paramitha Kartika Dewi, dia merasa belajarnya tak ada yang istimewa ketika ditanya apa kunci suksesnya sehingga bisa diterima di Universitas Jember melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021.

"Namun saya punya prinsip, harus bisa sejajar dengan mereka yang ada di peringkat terbaik di sekolah. Caranya ya giat belajar," ujarnya dikutip dari laman Unej.

Ternyata, prestasi Paramitha memang patut dibanggakan, saat bersekolah di MTsN 2 Jember dan MAN 2 Probolinggo, dia hanya butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikan masing-masing sekolah karena selalu masuk di program kelas akselerasi.

Tak heran di usianya yang baru 16 tahun 6 bulan dan 23 hari sudah resmi diterima di Universitas Jember. Dan pilihannya mantap di Program Studi Pendidikan Biologi, pelajaran yang dia sukai.

Baca juga: Mahasiswa UNY Gagas Transportasi Umum Ramah Lingkungan di DIY

"Masuk ke kelas akselerasi membuat saya harus selalu siap belajar sesuatu yang baru dalam waktu cepat, Alhamdulillah, lingkungan sekolah dan keluarga saya sangat mendukung," tuturnya.

Dia sendiri juga tak canggung ketika bergaul dengan kawan-kawan sekolah yang umumnya lebih tua. Sebab, dia menjalaninya dengan apa adanya.

"Tidak ada kesulitan bergaul dengan kawan yang lebih tua, ngobrolnya tetap nyambung. Malah saya sering dibantu oleh kawan-kawan jika ada kesulitan," jelas Paramitha.

Enjoy bersama teman lebih tua

Hal serupa juga dialami M. Abdul Karim Al Hakim yang kuliah di Fakultas Kedokteran. Dia sehari-hari malah enjoy saat berteman dengan kawan-kawan yang lebih senior usianya.

"Dulu saat bersekolah di MAN 2 Kota Malang, kawan-kawan memberikan perhatian lebih kepada saya, mungkin karena dianggap adik. Malah jika saya tidak paham arti kalimat Bahasa Jawa maka kawan-kawan yang ngasih pemahaman," tuturnya.

Ini karena Hakim menghabiskan masa kecilnya di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Kini Hakim bersama keluarga tinggal di Desa Pekarungan Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

Tetapi, Hakim menyelesaikan SMP dan SMA secara normal. Hanya saja, dia masuk SD di usia 5 tahun.

Dia menceritakan, ketika di SD Cendekia Taka Bulungan pada tahun 2015 saat duduk di kelas 5, ada kejadian jumlah siswa kelas 6 peserta Ujian Nasional dari SD kurang.

Lantas dia dites apakah layak ikut Ujian Nasional. Ternyata dinyatakan bisa ikut Ujian Nasional.

"Alhamdulillah saya lulus Ujian Nasional dan lanjut ke SMP walau usia masih 10 tahun," ungkap Hakim mengenang masa kecilnya di Kalimantan Utara mengikuti orang tuanya.

Dikatakan, Hakim memilih kuliah jadi dokter karena terinspirasi dari kakaknya, Sayyidah Auliany Aminy yang kuliah di FK Universitas Jember juga.

Baca juga: 6 Cara Menghubungi Dosen, Mahasiswa Baru Harus Tahu

"Awalnya saya ingin masuk ke Fakultas Teknik, tapi saya rasa jika masuk ke Fakultas Kedokteran maka kuliahnya bisa lebih mudah karena saya bisa bertanya dan belajar dari kakak saya," cerita Hakim.

Selama dua bulan penuh sebelum tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN), Hakim belajar intens di bawah bimbingan kakaknya.

Dengan mengerjakan latihan soal dan mengikuti banyak kegiatan try out. Akhirnya Hakim diterima di FK Universitas Jember.

Close Ads X