Persiapan untuk Wawancara Kerja Perdana

Kompas.com - 28/03/2022, 17:09 WIB
Wawancara kerja adalah tahap yang krusial. Freepik/ijeabWawancara kerja adalah tahap yang krusial.

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Bagi lulusan baru ( fresh graduate), yang sedang mencari pekerjaan, proses wawancara adalah hal penting. Hal ini disebabkan karena tahap ini adalah penentu apakah kandidat akan diterima atau tidak.

Namun, masih banyak fresh graduate yang melewatkan beberapa detail penting sehingga wawancara tak berjalan maksimal. Padahal, tahap ini krusial untuk membuat perekrut tertarik pada kita.

Menurut Legaljobs, sebagai pelamar, kita hanya membutuhkan waktu tujuh detik untuk membuat impresi yang baik. Oleh karena itu, tahap-tahap sebelum, saat, dan sesudah wawancara harus diperhatikan dengan saksama.

Untuk menjawab permasalahan itu, siniar Obsesif musim kelima bertajuk "Wawancara Kerja Perdana, Apa Saja Persiapannya? (Part 1)", yang bekerja sama dengan HRD Bacot, memberikan informasi menarik seputar kiat-kiat wawancara kerja perdana.

Masalah yang kerap ditemui

Menurut Mincot, pertanyaan seputar pembuatan CV sering kali terjadi. Orang-orang kerap meributkan model dokumen ini: ATS atau kreatif. Padahal, yang paling utama adalah kemampuan pelamar.

"Mereka sering mendebatkan format tapi sering lupa esensi untuk menunjukkan skill."

Untuk itu, penting untuk mengetahui bidang yang akan kita lamar. Apabila berada dalam bidang formal, CV ATS harus diutamakan. Namun, saat mendaftar di industri kreatif, penggunaan CV kreatif sangatlah tepat.

Baca juga: Konflik Positif: Bukti Bahwa Tak Semua Konflik Itu Buruk

Setelah mendaftar, kita harus rajin-rajin mengecek surel. Perlu juga untuk mengonfirmasi kehadiran setelah mendapat tawaran wawancara.

Jangan lupa untuk menyesuaikan jadwal wawancara dengan kegiatan lainnya. Sebagai fresh graduate yang menggunakan sistem tebar jala, bisa saja ada bentrok dengan jadwal wawancara kerja lainnya.

Jika bentrok, segera ajukan penjadwalan ulang. Kemudian, konfirmasi juga dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan. Terlebih, apabila wawancara kerja dilakukan secara luring.

Pentingnya riset mengenal perusahaan

Setelah semua konfirmasi selesai, penting juga bagi pelamar untuk melakukan riset tentang perusahaan. Misalnya, soal produk, nilai-nilai, hingga jangkauannya.

"Agar lo bisa kenal lebih dalam ini perusahaannya gimana, sih."

Selain perusahaan, jangan lupakan riset tentang posisi yang dilamar. Hal ini penting agar saat wawancara kita mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan posisi itu.

Kita juga diperbolehkan melakukan riset profil pewawancara. "Boleh tuh kalian kepo-kepo profile user dan recruiter kita di LinkedIn," tambah Mincot. Ini dilakukan agar kita mengenal lawan bicara.

Baca juga: Golden Rule, Etika Timbal Balik demi Berbisnis yang Berdampak Baik

Kemudian, siapkan juga jawaban yang diperkirakan akan keluar saat sesi wawancara berlangsung. Terlebih, jawaban soal perkenalan diri.

Setelah itu, pastikan juga kita memiliki infrastruktur yang baik. Infrastruktur itu mencakup laptop, internet, dan penampilan apabila wawancara daring. Sementara itu, apabila wawancara luring, kita bisa untuk datang minimal 30 menit lebih awal.

Menurut Mincot, pastikan laptop sudah siap maksimal 10 menit sebelum wawancara berlangsung. Selain itu, carilah titik yang memiliki jaringan internet stabil agar saat sesi berlangsung tidak tiba-tiba mati.

Penting juga untuk memperhatikan penampilan. Kalau perusahaan yang kita tuju merupakan korporasi, pilihlah baju yang lebih formal. Sementara itu, perusahaan startup terkadang lebih santai soal pakaian.

Permintaan dokumen penting

Mincot juga menyinggung soal beberapa perekrut yang meminta dokumen penting seperti KTP dan KK. Menurutnya, dokumen itu diperlukan untuk menyesuaikan data pendaftar apakah asli atau palsu.

Kemudian, setelah diterima dokumen tersebut akan memudahkan perekrut untuk pendaftaran BPJS. Namun, dokumen-dokumen tersebut tentu diminta saat sudah diterima.

Baca juga: Menakar Potensi dan Tantangan HealthTech di Indonesia

Jadi, apabila ada lowongan yang meminta dokumen itu di awal pendaftaran, kosongkan saja. Kalau perlu, konfirmasi dan tanyakan kembali keperluannya ke narahubung yang tertera.

Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan data dari oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.

Siapkan pertanyaan di akhir wawancara

Mincot juga menyarankan kepada para pelamar untuk melempar pertanyaan kepada pewawancara saat dipersilakan.

Menurutnya, "Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan ini, untuk beberapa recruiter itu akan menilai sejauh mana orang ini tuh termotivasi di satu posisi dan perusahaan ini."

Tanyakan seputar beban kerja, ekspektasi atasan, dan budaya kerja dalam tim atau divisi yang dituju. Beban kerja perlu ditanyakan agar bisa disesuaikan dengan batas kemampuan kita.

Selain itu, pertanyaan seputar ekspektasi atasan berguna untuk sesi wawancara dengan user. Dengan begitu, kita jadi tahu soal alur kerja dan seberapa besar tuntutan untuk mencapai target.

Mincot juga menggarisbawahi persoalan budaya tim. Misalnya saat berhasil mendapat suatu pencapaian, ternyata tim itu merayakannya dengan dugem.

Apabila tak sesuai dengan prinsip hidup, kita bisa bertanya untuk mengganti reward dengan hal lain. Ini diperlukan agar kenyamanan saat bekerja nanti tetap terjaga.

Tak ketinggalan juga pertanyaan seputar wadah untuk membantu proses pengembangan diri dari HR. Menurut Mincot, "Sangat menentukan di tiga bulan pertama. 'Kan kita masuk gak cuma kerja, tapi juga berkembang."

Di musim kelima ini, siniar Obsesif bersama HRD Bacot akan membicarakan kiat-kiat hingga persiapan memasuki dunia kerja. Pastinya, informasi ini sangat berguna bagi para fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan.

Jadi, agar kalian selalu terinfo tiap ada episode terbaru, jangan lupa untuk mengikuti siniar Obsesif di Spotify, ya!

Close Ads X