Sosok Fitria, Raih Gelar Doktor IPK 4 di Kampus Jurnalistik Tertua Dunia

Kompas.com - 15/08/2022, 13:52 WIB
Fitria Andayani selepas Kegiatan Wisuda Program Doktoral Missouri School of Journalism, Columbia, Amerika Serikat, 2022 Dok. Universitas PertaminaFitria Andayani selepas Kegiatan Wisuda Program Doktoral Missouri School of Journalism, Columbia, Amerika Serikat, 2022

KOMPAS.com - Fitria Andayani, dosen muda berprestasi Universitas Pertamina (Uper) berhasil menamatkan pendidikan doktoralnya dari kampus jurnalistik tertua di dunia, Missouri School of Journalism, Amerika, dalam waktu kurang dari 3 tahun dengan IPK 4,00.

Fitria yang merupakan dosen Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina (UPER) tersebut meraih gelar Master of Arts in Media and Journalism dari Newcastle University, Inggris melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Dalam disertasinya, Fitria menyoroti keragaman dalam kepemimpinan di organisasi media. Menurutnya, dominasi gender dalam kepemimpinan di organisasi media akan sangat mempengaruhi produk dari media terkait.

Baca juga: Sosok William, Lulusan Terbaik, Termuda, Tercepat ITB dengan IPK 4,00

“Media dengan dominasi pemimpin laki-laki misalnya, cenderung menyasar pasar laki-laki sehingga kurang menampilkan representasi perempuan dalam produknya. Hal ini sangat disayangkan karena keragaman gender di ruang redaksi sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan industri media yang semakin kompetitif,” tuturnya dalam wawancara daring, Jumat (12/08/2022).

Dalam risetnya, Fitria mewawancarai 31 pemimpin perempuan di sejumlah organisasi media di Indonesia.

Dari hasil riset, diketahui bahwa media dengan pemimpin perempuan cenderung memiliki inovasi bisnis yang lebih beragam, memiliki kesempatan lebih besar untuk menyasar pasar yang lebih luas, dan berpotensi memiliki keuntungan yang lebih besar.

Riset juga menunjukkan bahwa keragaman gender dalam kepemimpinan memberikan peluang bagi organisasi untuk lebih adaptif.

“Dalam memimpin organisasi jurnalistik yang sangat maskulin, para pemimpin perempuan yang menjadi responden, ternyata mampu menghadirkan transformasi organisasi yang lebih baik. Kepemimpinan mereka yang sensitif terhadap bias gender dan keragaman, menciptakan lingkungan kerja yang lebih demokratis. Hal ini mampu meningkatkan kreativitas dan menghasilkan ide bisnis baru yang lebih inovatif,” ujarnya.

Baca juga: Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat, dari 2,82 juta pekerja di jabatan manajerial, hanya 33,08 persen diisi oleh perempuan. Angka ini masih jauh dibandingkan jumlah laki-laki yang menduduki jabatan manajerial yang mencapai 66,2 persen.

Secara global, dilansir dari laporan bertajuk ‘Global Gender Diversity’ yang dipublikasikan oleh BoardEx pada 28 Juli 2022, disebutkan bahwa perempuan yang menduduki posisi pemimpin pada perusahaan yang disurvei, jumlahnya tak kurang dari 19,2 persen. Sementara itu, perusahaan yang dipimpin oleh perempuan, hanya ada 5 persen.

Page:
Close Ads X