KOMPAS.com - Era digital kian bertumbuh pesat. Sentuhan teknologi dan internet hampir ada di segala aspek kehidupan, terutama dunia kerja.
Hal ini nyatanya amat berdampak pada kebutuhan beragam jenis profesi baru, termasuk hilangnya sejumlah profesi karena tergantikan oleh mesin dan robot.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir melalui Kuliah Umum Kebangsaan Kerja Besar Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) beberapa waktu lalu mengungkap, ada 9 profesi yang berpotensi hilang di tahun 2030 akibat terganti teknologi.
Erick mengungkapkan bahwa Indonesia memang sangat maju dalam hal infrastruktur dan digitalisasi, namun dari masih tertinggal dari segi skill teknologi.
Baca juga: Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud
Oleh karena itu, Erick menyebut perlu persiapan dari Perguruan Tinggi dan lembaga pendidikan lainnya untuk menghadapi kondisi pekerjaan yang diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun ke depan. Termasuk mempersiapkan mahasiswa untuk lebih mampu menangkap 17 juta profesi digital sebagai pekerjaan baru di bidang teknologi.
Berikut merupakan 9 pekerjaan yang diprediksi akan hilang pada tahun 2030:
Baca juga: BCA Buka Magang Bakti 2022 Lulusan SMA-SMK, D1-S1 di 32 Wilayah
Menggantikan daftar pekerjaan yang diprediksi akan hilang, Erick Thohir mengungkapkan terdapat deretan profesi digital yang paling banyak dicari di masa depan.
Ia menyebutkan, Data Scientist, Data Analyst, Artificial Intelligence (AI) Specialist, Software dan Game Developer jadi pekerjaan yang paling banyak dicari oleh talenta digital.
Selain profesi digital tersebut, terdapat pekerjaan lain yang banyak dicari oleh praktisi dan talenta digital sampai 2030 mendatang, yaitu Data Scientist, Data Analyst, Data Engineer, Block Chain Developer, Market Research, Digital Marketing, Biotechnology dan Digital Content.