Hanya 25 Persen Mahasiswa Indonesia yang Bekerja Sesuai Jurusan Kuliah

Kompas.com - 01/09/2022, 14:46 WIB
Ilustrasi bekerja di kantor Doc. ShutterstockIlustrasi bekerja di kantor

KOMPAS.com - Studi yang dilakukan oleh Manajemen Kebijakan Oxford untuk UNICEF melalui Skills for the future 2019 mendapati bahwa terdapat kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di perguruan tinggi dan yang dibutuhkan di tempat kerja.

Kondisi ini dinilai dapat meningkatkan tingginya risiko pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi.

Kesenjangan keterampilan tersebut, juga dipaparkan dalam penelitian di jurnal ilmiah The Development Of Higher Education In Indonesia oleh Kumba Digdowiseiso di tahun 2020 yang menyatakan bahwa hanya 25 persen lulusan perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan sesuai dengan keahliannya.

Baca juga: Biaya Kuliah S1-S2 di Kampus Top Dunia: MIT, Stanford, Harvard

Kondisi ini pun ditegaskan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim yang menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa Indonesia tidak bekerja sesuai dengan jurusan kuliahnya.

Berdasarkan data, hanya 25 persen lulusan perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan sesuai dengan jurusan kuliah atau bidang ilmu yang mereka geluti.

Survei Global Risks Report 2022, World Economic Forum Executive Opinion Survey (EOS) pun mendapati, krisis ketenagakerjaan dan mata pencaharian telah menempati peringkat ketiga dari lima risiko teratas yang dihadapi Indonesia setelah krisis utang dan krisis lingkungan akibat ulah manusia.

Pentingnya pengembangan kemampuan diri dan konseling karier

Sebagai solusi, studi lebih lanjut menyoroti pentingnya capacity building dan career counseling bagi lulusan perguruan tinggi.

Baca juga: Jangan Salah Pilih Jurusan Kuliah, Ada 9 Profesi Paling Dicari 2030

Tujuannya ialah untuk mengasah keterampilan kewirausahaan dan untuk membuka akses informasi terkait jalur karier yang mungkin ditempuh, sehingga mahasiswa dapat membuat pilihan yang tepat untuk masa depan mereka.

Agung Wisnu Nugroho Daftar biaya kuliah S1 untuk jurusan Kedokteran di sejumlah universitas negeri di Indonesia

Untuk mengatasi kesenjangan yang terus berkembang ini, Ikatan Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti menjalankan program "career counseling" yang mendalam dan interaktif bagi mahasiswa tingkat akhir dan calon wirausaha.

Termasuk melakukan identifikasi dan pengembangan "talent pool" atau pemetaan calon wirausaha berbakat sejak tahun awal kuliah melalui kemitraan strategis dengan Monroe Consulting Groups selaku perusahaan rekrutmen dan Wiranesia, sebuah think tank, ekosistem, dan platform UMKM di Indonesia.

Wakil Ketua Bidang Pengembangan Alumni Ikatan Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti, Triari Senawirawan mengatakan bahwa ikatan alumni berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan jaringan profesional bagi lulusan, tetapi juga terlibat langsung dalam membina lulusan dan wirausahawan masa depan.

Managing Director Monroe Consulting Group Indonesia, Tina Nugraheni berharap kemitraan ini dapat membantu memberikan wawasan yang bermanfaat bagi mahasiswa tingkat akhir agar siap memasuki dunia profesional.

Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan upaya ini juga bertujuan untuk mengembangkan keahlian manajemen bisnis pada diri mahasiswa sebagai salah satu keterampilan penting di dunia profesional.

Close Ads X