KOMPAS.com – Sejumlah sekolah di Indonesia masuk dalam pemeringkatan sekolah terbaik berdasarkan rerata nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2022 tertinggi versi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dari daftar yang dikeluarkan pada Jumat (26/8/2022), beberapa sekolah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berhasil menyabet sekolah terbaik berdasarkan nilai UTBK 2022.
Baca juga: Sosok Vinka, Mahasiswa ITB Lulus dengan IPK Tertinggi 3,98
Tiga sekolah terbaik di Jateng, yakni SMA Pradita Dirgantara, MAN Insan Cendekia Pekalongan, dan SMAS Kolese Loyola Semarang.
SMA Pradita Dirgantara memperoleh nilai UTBK 640,747, MAN Insan Cendekia Pekalongan dengan nilai skor UTBK 637,499, dan SMAS Koese Loyola Semarang menggapai nilai UTBK 611,291.
Untuk mengetahui tentang ketiga sekolah tersebut, berikut profil singkatnya berdasarkan rangkuman Kompas.com.
1. SMA Pradita Dirgantara
Sekolah ini berlokasi di Jalan Cendrawasih No. 4, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). Sekolah ini dipimpin oleh Direktur dan Kepala Sekolah yang bernama Dwi A. Yuliantoro.
Sekolah ini didirikan pada 2018. Meskipun masih sangat muda, tetapi sekolah ini mampu menorehkan segudang prestasi.
Melansir dari laman SMA Pradita Dirgantara, sekolah ini menerapkan kurikulum Terintegrasi yang mencakup Kurikulum Nasional (Kurnas), Kurikulum International Baccalaureate (IB), dan Kurikulum Cambridge yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan global.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Vape Sama Seperti Obat Sirup, Sebabkan Gagal Ginjal
Fokus utamanya membentuk siswa memiliki cara pandang internasional, penggunaan bahasa asing di pembelajaran sehari-hari, metode pendidikan modern, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk melanjutkan pendidikan di universitas terbaik.
Hal tersebut nyata dari prestasi SMA Pradita Dirgantara yang menerima Rekor MURI sebagai SMA yang berhasil meloloskan 82,26 persen lulusan pertamanya di universitas atau akademi dalam dan luar negeri.
2. MAN Insan Cendekia Pekalongan
MAN Insan Cendekia Pekalongan berlokasi di Jalan Mochamad Chaeron, Pekalongan. Sekolah ini didirikan pada 2013.
Berdasarkan laman MAN Insan Cendekia Pekaloangan, sekolah ini menggunakan kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (SMA) dan kurikulum Kementerian Agama (MA) yang diperkaya dengan visi misi madrasah.
Selain itu, sekolah madrasah ini berbasis digital office, sehingga mempermudah segala urusan administrasi pendidik dan kependidikan.
Baca juga: 7 Pilihan Buku agar Sukses Selesaikan Skripsi dan Tugas Akhir
Dengan mengusung motto "Kampus Islami, Mandiri, Prestasi", sekolah yang menciptakan kehidupan religius ini berupaya menargetkan lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) dan luar negeri lebih dari 90 persen.
Oleh karena itu, sekolah ini berupaya memadukan sains dan teknologi yang bertumpu pada tiga peradaban, yaitu peradaban teks dan kitab, peradaban ilmu, dan peradaban filsafat.
Harapannya MAN Insan Cendekia Pekalongan melahirkan lulusan yang kuat aqidah dan luas pengetahuan agamanya, serta dalam pemikirannya.
3. SMAS Kolese Loyola Semarang
Sekolah ini didirikan oleh seorang pastor dari ordo Serikat Jesus bernama Pater Jan van Waayenburg, pada akhir 1948.
Sekolah Katolik yang mengusung motto "Competence, Conscience, Compassion, dan Commitment" ini beralamat di Jalan Karang Anyar No. 37, Brumbungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dilansir dari laman SMAS Kolese Loyola Semarang, sekolah ini menerapkan Kurikulum Merdeka dengan berbasis pada materi essensial yakni menyiapkan pembelajaran yang kreatif dan menarik serta mengikuti perkembangan zaman untuk pendidikan yang humanis.
Selain itu, diterapkan juga dinamika pembelajaran yang menarik, pengembangan profesi bagi para pendidik untuk meningkatkan potensinya masing-masing, dan peningkatan literasi Ignasian.
Baca juga: Ini Jadwal Libur Sekolah Akhir 2022 untuk Siswa SD-SMA, Catat Ya!
Dengan demikian, sekolah SMAS Kolese Loyola Semarang menaruh harapan besar untuk mencetak siswa yang mampu menjawab tantangan zaman dan berbakti bagi Indonesia. Hal tersebut diwujudkan dengan memegang teguh semboyan "Ad Maiorem Dei Gloriam" dalam bahasa Indonesia artinya "Untuk Kemuliaan Nama Tuhan".