KOMPAS.com - Naufal Athallah, peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2024 yang tunarungu, mengaku dilarang menggunakan alat bantu dengar (ABD) ketika mengikuti tes di Universitas Indonesia (UI), Selasa (14/5/2024).
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (19/6/2024), ia diminta melepas ABD selama mengikuti UTBK SNBT 2024 agar tidak dicurigai sebagai joki.
Karena ADB yang sehari-hari ia gunakan dilarang dipakai, Naufal tidak dapat mendengar arahan dari panitia dan kehilangan fokus ketika mengerjakan soal.
Akibatnya, Naufal mengaku kesulitan ketika menjawab soal, sampai merasa malu karena skor UTBK-nya kecil.
Lantas, apa kata Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) soal kejadian tersebut?
Baca juga: Kisah Naufal, Peserta SNBT Tunarungu yang Diminta Lepas Alat Bantu Dengar dan Berakhir Gagal
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Prof Ganefri mengatakan, UTBK sebenarnya bersifat visual, bukan mendengar atau listening.
Menurut Ganefri, peserta UTBK sebenarnya tidak memerlukan ABD karena semua instruksi sudah tertera di layar komputer yang digunakan untuk ujian.
“Tahun-tahun sebelumnya yang tunarungu juga tidak pakai alat bantu dengar dan tidak ada masalah, ada yang diterima juga,” ujar Ganefri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/6/2024).
Terkait pengakuan Naufal yang tidak lolos SNBT, Ganefri menilai, peserta ini membuat opini bahwa ada hubungan antara ABD yang tidak dipakai dengan nilai UTBK sehingga ia tidak diterima.
“Sebenarnya tidak ada hubungannya,” imbuh Ganefri.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah SNPMB akan memberikan kesempatan ulang bagi Naufal untuk mengerjakan UTBK, Ganefri enggan berkomentar lebih banyak.
"Terima kasih informasinya," ujarnya secara singkat.
Baca juga: 10 PTN yang Buka Seleksi Mandiri Pakai Nilai UTBK SNBT 2024
Naufal menjelaskan, peristiwa ia diminta melepas ABD ketika mengerjakan UTBK terjadi di UI pada Selasa (14/5/2024).
Ia sebenarnya sudah mempersiapkan diri menghadapi UTBK, seperti berdoa dan menghafal rumus, agar cita-citanya berkuliah di jurusan Sistem Informasi UI atau Universitas Pembangunan Nusantara dapat tercapai.
Namun, ia sudah merasakan ketidaknyamanan sebelum UTBK dimulai karena dirinya menjadi bahan pembicaraan peserta lain.
Hal tersebut terjadi karena Naufal menggunakan ABD, padahal alat ini membantu pendengarannya menjadi lebih jelas.
“Kayaknya mereka ngira kalau saya penjoki padahal saya peserta UTBK terus saya tidak terima dong kalo saya diomongin begitu, ya sudah saya diemin saja tuh, soalnya mau UTBK dan tidak mau marah-marah,” ungkapnya.
Ketika Naufal masuk ke ruang UTBK, panitia kemudian meminta alat pendengarannya agar dilepas.
Ia sudah memberi penjelasan kepada panitia mengapa alat tersebut dipakai. Naufal berkata kepada panitia bahwa ia adalah tunarungu.
Karena alat tersebut dilepas, Naufal tidak dapat mendengar arahan panitia, merasa pusing, bingung, dan tidak fokus ketika membaca soal.
Tak sampai di situ, Naufal juga mendengar suara berdenging di telinga yang sangat berisik.
Baca juga: Tak Lolos UTBK SNBT 2024, Apa yang Perlu Dilakukan?
Secara terpisah, Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Rahmawati mengatakan, panitia UTBK memang tidak menyediakan ruang khusus untuk peserta tunarungu.
Ia menjelaskan, tidak adanya ruang khusus bagi peserta tunarungu karena semua instruksi, soal, dan cara mengerjakan tes sudah tertera di komputer ujian.
Di sisi lain, Rahmawati menerangkan, panitia UTBK meminta peserta tunarungu melepas ABD sebagai langkah mencegah kecurangan.
Sebabnya, panitia tidak ingin ada oknum yang memanfaatkan barang-barang tertentu, seperti kacamata atau kemeja, untuk melakukan kecurangan.
“Ekstra hati-hati, khawatirnya ada alat yang bisa komunikasi keluar. Tapi tanpa alat bantu dengar, untuk mengerjakan soal harusnya tidak jadi isu ya. Semuanya sudah ada di layar komputer," ujar Rachmawati dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Mengapa Tak Ada Ruang UTBK Khusus bagi Tunarungu? Ini Penjelasan Kemendikbud