Universitas Brawijaya Fasilitasi 16 Peserta Disabilitas di UTBK SNBT 2025

Kompas.com - 09/04/2025, 20:00 WIB
Ilustrasi UTBK SNBT di UB DOK. UBIlustrasi UTBK SNBT di UB

KOMPAS.com - Sebanyak 16 peserta difabel akan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes ( UTBK SNBT) yang akan diadakan di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) pada 23 April 2025.

Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Arif Hidayat, S.Kom., M.M. menjelaskan UB merupakan salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk sebagai penyelenggara UTBK yang menerima peserta difabel.

“Kita menyiapkan satu ruangan bagi peserta difabel di Ruang Lab 1 gedung FISIP. Ada beberapa jenis peserta difabel yang akan mengikuti UTBK di UB, yaitu penyandang disabilitas daksa, penyandang disabilitas rungu, dan penyandang disabilitas netra," Kata dia, dari rilis UB.

Baca juga: Daftar 74 Pusat UTBK SNBT 2025, Peserta Wajib Cek

Untuk para penyandang disabilitas netra berada di sesi 3 UTBK, sedangkan untuk difabel lain penyandang disabilitas rungu dan penyandang disabilitas daksa dibedakan beberapa sesi.

"Khusus penyandang disabilitas netra karena perlu peralatan khusus hanya di sesi 3 saja. Sementara untuk difabel lain tidak memerlukan peralatan khusus hanya diperlukan akses menuju ruangan yang ramah difabel,” katanya.

Arief menambahkan, untuk kegiatan pelaksanaan UTBK juga menerjunkan pengawas ujian yang mempunyai keterampilan pendampingan dari tim Subdirektorat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif Universitas Brawijaya (SLDPI).

Baca juga: Cegah Kecurangan UTBK SNBT 2025, UNY Akan Pasang Jumper Signal

Ketua SLDPI UB Zubaidah Ningsih AS., Ph.D menjelaskan bentuk pendampingan yang akan dilakukan adalah kerjasama antara unit kami SLDPI dengan tim petugas lapang di lokasi masing calon mahasiswa

“Pendampingan dilakukan dengan pemetaan akomodasi yang dibutuhkan, misal untuk disabilitas netra, apakah low vision ataukah netra total. Kalau low vision, perlu dibantu pengaturan tampilan di komputer supaya lebih jelas terlihat," kata dia.

Misal menggunakan font lebih besar, background gelap tulisan terang. "Kalau disabilitas netra total, bisa dibantu dengan memastikan apakah materi ujian bisa terbaca dengan screen reader atau tidak sehingga peserta bisa memahami dan memberikan jawaban,” katanya.

Sementara itu untuk disabilitas daksa, akan dibantu mobilitas menuju dan dari lokasi ujian, lalu jika diperlukan untuk teknis pengerjaan soal misal untuk duduk.

Sementara penyandang disabilitas rungu biasanya bisa lebih mandiri mengerjakan soal, akan tetapi perlu dibantu untuk memahami aba-aba dari pengawas untuk mendapatkan informasi berbasis suara seperti peringatan waktu tersisa.

Dosen FMIPA tersebut menambahkan, pendamping sifatnya hanya membantu teknis pelaksanaan ujian. "Tapi tidak mengintervensi apapun di pengerjaan soal, calon mahasiswa mandiri dalam merumuskan jawaban soal," kata dia.

Close Ads X