UTBK SNBT 2025: Kebocoran Soal, Kecurangan, hingga Sanksi bagi Peserta

Kompas.com - 28/04/2025, 09:02 WIB
Modus kecurangan baru pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025, lanjutnya, Eduart teridentifikasi. Peserta UTBK SNBT 2025 disebut Eduart bahkan menggunakan kamera yang dipasang di behel gigi. Dok. Tangkapan layar UTBK SNBT 2025Modus kecurangan baru pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025, lanjutnya, Eduart teridentifikasi. Peserta UTBK SNBT 2025 disebut Eduart bahkan menggunakan kamera yang dipasang di behel gigi.
|

KOMPAS.com - Belakangan media sosial dihebohkan dengan dugaan bocornya soal Ujian Tertulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes ( UTBK SNBT) 2025.

Merespons hal tersebut, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok menjamin tidak ada bocoran soal bagi peserta UTBK SNBT 2025. Sebab, setiap sesi akan ada perubahan soal-soal sampai akhir pelaksanaan UTBK SNBT.

'"Tidak ada set soal yang sama dari sesi per sesi, dari hari ke hari. Kalau kita punya 23 sesi, kita menyiapkan lebih dari 23 set soal. Tidak mungkin akan ada kebocoran soal. Dan sistem yang kami bangun tidak terkoneksi ke internet. Sampai saat ini belum ada kebocoran soal yang diujikan," kata Eduart dalam konferensi pers, Jumat (25/4/2025).

Eduart mengatakan, persiapan pembuatan soal-soal ini selalu dilakukan setahun sebelum UTBK digelar.

Baca juga: Pelaku Kecurangan UTBK SNBT Terancam Tak Bisa Kuliah di PTN

Sehingga tingkat kesulitan, contoh soal, jauh berbeda dengan saat ujian berlangsung.

"Soal seperti foto dan video, bukan bocoran soal yang akan berlangsung ke depan," kata Eduart.

Kendati demikian, Eduart mengatakan sejumlah soal memang dibuat sama sebagai jembatan standarisasi soal per sesi dan per hari.

Namun keberadaan soal yang sama menurutnya justru mendukung asas keadilan bagi semua peserta. Sebab, dalam keadaan tertentu, jawaban benar atas soal-soal tersebut bisa jadi malah tidak dinilai.

"Soal yang sama sengaja kami buat dalam persentase tertentu sebagai jembatan standarisasi soal dari sesi ke sesi, dari hari ke hari. Itu memiliki pola penilaian tersendiri, artinya tidak mungkin akan merugikan peserta. Jika dibilang apple to apple soal sesi 1 dan 4, nilainya sama, itu bisa saja jembatan soal dengan pengetahuan yang sama tidak akan dinilai," ucapnya.

Temuan kecurangan saat UTBK SNBT 2025

Walaupun tidak ada kebocoran soal, Eduart dan tim ternyata menemui kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

Eduart mengatakan, ada 14 kecurangan yang ditemukan panitia pada UTBK SNBT 2025 hingga Jumat (25/4/2025).

Meski demikian, jika dibandingkan jumlah peserta, kasus yang terjadi hanya mencakup 0,0071 persen.

Berikut modus kecurangan yang ada terjadi di UTBK SNBT 2025:

1. Recording desktop

Menurut Eduart, ada peserta yang sengaja mengambil soal UTBK SNBT dengan mereka cara merekam layar desktop menggunakan HP, atau aplikasi recording desktop dari komputer.

"Mereka mengambil soal dengan bermacam-macam cara dan sarana teknologi baik dengan perantara hardware atau software. Contohnya pakai HP, recording desktop dan lainnya maupun cara konvensional," Kata Eduart dikutip dari Kompas.com, Minggu (27/4/2025).

2. Remote desktop

Kemudian lanjut Eduart, ada juga peserta yang menggunakan remote desktop agar soal ujian dikerjakan oleh pihak lain di luar lokasi ujian.

3. Menggunakan kamera mikro

Selain itu, pihaknya juga menemukan kamera mikro pada anggota tubuh kamera di behel atau braces gigi dan menggunakan kamera di kuku.

4. Kamera pada pakaian

Tak hanya anggota tubuh, ada juga peserta yang menggunakan kamera mikro di ikat pinggang dan kancing baju. Kamera mikro ini didesain agar tidak terdeteksi metal detector.

5. Menggunakan HP di sepatu dan badan

Modus lainnya adalah menempel handphone di badan dan sepatu. Pada kasus UTBK tahun-tahun sebelumnya juga ditemukan kecurangan seperti ini. Namun, hal ini kembali terulang pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

6. Peserta yang sengaja memilih pusat UTBK terjauh

Modus lainnya adalah peserta semgaja memilih lokasi ujian yang jauh dari perguruan tinggi pilihannya.

Misalnya ada peserta yang SMA dari Kota Makassar namun pilihannya perguruan tingginya di Jogja dan Bandung tetapi memilih ujian di Kalimantan.

"Ini kan tentu ada sesuatu tetapi apakah ini salah? lho tentu ini tidak salah menjadi tugas dari kami terhadap anomali ini untuk melakukan pendalaman lebih lanjut apa yang menjadi motif dari peserta itu," kata Eduart.

Ia mengatakan saat pendalaman pun memang benar ada siswa yang berniat ujian di pusat UTBK jauh, tetapi ada yang sengaja memilih pusat UTBK jauh karena diniatkan kecurangan.

"Kami ada datanya itu," ucapnya.

Terkena sanksi

Eduart pun juga akan memberikan sanksi tambahan untuk para pelaku yang terbukti melakukan kecurangan.

Sanksi tersebut berupa tak bisa berkuliah di perguruan tinggi negeri karena didiskualifikasi dari sistem penerimaan.

"Kita tak akan menolerir sama sekali ketika kecurangan. Soal ketika tadi ditemukan kecurangan atau tidak, itu otomatis kita diskualifikasi. Dan bisa saja bukan hanya di UTBK, tapi di seluruh sistem penerimaan perguruan tinggi negeri," ujar Ketua SNPMB 2025, Eduart Wolok dalam Youtube SNPMB, Jumat (25/4/2025).

Ia menegaskan, para peserta akan ditindaktegas berupa diskualifikasi dari UTBK SNBT 2025. Selain itu, pihaknya juga telah mendeteksi dugaan-dugaan kecurangan yang bakal terjadi.

"Yang paling penting kita harus menekankan kesadaran kepada para peserta UTBK untuk mengikuti UTBK dengan cara yang baik dan benar," tambah Eduart.

Selain itu, panitia SNPMB juga berencana untuk menempuh jalur hukum terkait kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

Pelaku kecurangan pada UTBK SNBT 2025 akan terancam bisa dipidana jika terbukti melakukan kecurangan yang terstruktur.

"Kami tadi malam sudah rapat dan akan mengambil sikap kepada kecurangan yang terstruktur dan disengaja dengan modus yang clear untuk mencurangi untuk membawa ke ranah hukum," ujar Eduart.

Eduart mengatakan, langkah hukum tersebut diharapkan bisa memberi efek jera bagi para pihak yang ingin mencoreng pelaksanaan UTBK 2025.

Ia menegaskan, keputusan untuk mengambil langkah hukum akan diambil setelah penyelenggaraan UTBK SNBT 2025 telah selesai.

"Kami tentu akan melakukan investigasi atas terhadap seluruh kejadian yang terjadi dan juga kita akan evaluasi sebelum mengambil langkah lebih lanjut yang kita anggap penting dan perlu untuk menjaga integritas UTBK ini," tambah Eduart.

Pengaduan online

Sementara itu, Ombudsman RI membuka posko pengaduan online guna mengawasi jalannya proses SNPMB tahun 2025.

Anggota Ombudsman RI, Indraza Marzuki Rais, mengatakan pihaknya ingin mengawasi seleksi tahunan tersebut agar terbebas dari praktik malaadministrasi.

"Untuk memudahkan masyarakat menyampaikan keluhan atau laporan, Ombudsman RI membuka Posko Pengaduan Daring yang aktif sejak 14 Maret hingga 31 Juli 2025," ujar Indraza dalam keterangan resminya, Minggu (27/4/2025).

Pengawasan, kata dia, khususnya dilakukan terhadap Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT).

Kendati demikian, Ombudsman RI sudah mulai melakukan pengawasan sejak tahap registrasi akun peserta, pelaksanaan ujian, hingga pengumuman atau pengunduhan sertifikat.

Ombudsman RI berharap, dengan pengawasan ini, SNPMB tahun 2025 bisa berlangsung transparan dan adil bagi semua calon mahasiswa baru.

Ia menjelaskan, peserta yang menemukan dugaan kecurangan atau malaadministrasi dapat menyampaikan laporan melalui nomor WhatsApp 0811-9093-737 dan email team7@ombudsman.go.id.

Pelapor diminta melampirkan salinan identitas, kronologi laporan, dan bukti pendukung. Ombudsman RI menjamin identitas pelapor dirahasiakan.

Baca juga: Curang di UTBK SNBT 2025, Peserta Bisa Ditolak Masuk Semua Jalur PTN

Berdasarkan temuan Ombudsman RI selama beberapa waktu terakhir, sejak mulai dilaksanakan pada 23 April kemarin, ditemukan sejumlah kendala dalam tahapan tes, seperti gangguan jaringan internet.

Selain itu, Ombudsman RI juga menerima laporan yang menyampaikan indikasi kecurangan dalam proses UTBK SNBT 2025.

Close Ads X