JEMBER, KOMPAS.com – Universitas Jember (Unej) mengungkap sosok oknum pegawai yang membantu kecurangan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Wakil Rektor Bidang Akademik sekaligus Ketua UTBK SNBT Universitas Jember, Prof. Slamin, menjelaskan bahwa oknum pegawai tersebut merupakan honorer di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Dia sudah bekerja selama 8 tahun sebagai tenaga honorer di Universitas Jember.
“Dia pegawai honorer di FEB yang memang diberi tugas sebagai operator untuk urusan komputer dan lain-lain,” kata dia saat konferensi pers di Unej, Jumat (2/4/2025).
Baca juga: Pegawai Unej Bantu Kecurangan UTBK SNBT, Begini Tanggapan Kampus
Pegawai tersebut, kata dia, juga akan mengikuti seleksi PPPK. Namun, karena terlibat kasus kecurangan UTBK, akhirnya dipecat.
Menurut dia, panitia tidak mengetahui tindakan oknum tersebut karena melakukannya dengan rapi.
Baca juga: Tembok Pembatas RS Unej Rusak, Warga Mengeluh Takut Air Masuk Rumah
Panitia mengetahui adanya praktik kecurangan setelah ditemukannya sebuah kardus yang isinya adalah alat proxy.
Alat tersebut terdiri dari 2 mini PC, 1 router, dan UPS yang ditempatkan di dalam kardus printer dan diletakkan di atas lemari.
Alat tersebut diapit oleh 2 printer untuk mengelabui orang lain atau petugas.
“Oknum itu dapat uang berapa, itu kami belum tahu, yang pasti dijanjikan uang dan besar sekali,” tambah dia.
Namun, lanjut dia, uang itu belum diberikan sudah diketahui terlebih dahulu.
Pihak Unej sempat menanyakan siapa yang menyuruh untuk berbuat curang dalam pelaksanaan UTBK SNBT tersebut, namun oknum tersebut tidak mengetahui.
Sebab, dia hanya mendapatkan perintah dari orang yang tidak dikenal untuk menempatkan alat proxy tersebut.
“Ngakunya dia tidak tahu dengan orangnya, dia hanya tergiur dengan janji uang yang diberikan,” ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, panitia pusat UTBK Unej mengungkap dan menggagalkan adanya upaya remote access terhadap komputer peserta ujian di salah satu lokasi UTBK SNBT 2025.
“Kami menyesalkan kejadian ini dan tidak mentoleransi segala upaya yang menimbulkan kecurangan dan mencederai proses penerimaan mahasiswa baru,” tambah dia.