Sederet Modus Kecurangan UTBK SNBT 2025, Kamera di Behel hingga Joki

Kompas.com - 10/05/2025, 10:21 WIB
Lukas Valentino Nainggolan, salah satu nama joki UTBK SNBT 2025 yang diungkap tim SNPMB. DOK. Youtube SNPMB IDLukas Valentino Nainggolan, salah satu nama joki UTBK SNBT 2025 yang diungkap tim SNPMB.

KOMPAS.com - Terjadi beberapa kecurangan pada pelaksanaan Ujian Tertulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) tahun 2025.

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok mengatakan, tim ternyata menemui kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

Eduart mengatakan, ada 14 kecurangan yang ditemukan panitia pada UTBK SNBT 2025 hingga Jumat (25/4/2025).

Meski demikian, jika dibandingkan jumlah peserta, kasus yang terjadi hanya mencakup 0,0071 persen.

Baca juga: Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Berikut modus kecurangan yang ada terjadi di UTBK SNBT 2025:

1. Recording desktop

Menurut Eduart, ada peserta yang sengaja mengambil soal UTBK SNBT dengan mereka cara merekam layar desktop menggunakan HP, atau aplikasi recording desktop dari komputer.

"Mereka mengambil soal dengan bermacam-macam cara dan sarana teknologi baik dengan perantara hardware atau software. Contohnya pakai HP, recording desktop dan lainnya maupun cara konvensional," Kata Eduart dikutip dari Kompas.com, Minggu (27/4/2025).

2. Remote desktop

Kemudian lanjut Eduart, ada juga peserta yang menggunakan remote desktop agar soal ujian dikerjakan oleh pihak lain di luar lokasi ujian.

3. Menggunakan kamera mikro

Selain itu, pihaknya juga menemukan kamera mikro pada anggota tubuh kamera di behel atau braces gigi dan menggunakan kamera di kuku.

Baca juga: Sindikat Kecurangan UTBK SNBT 2025 di Unhas Terbongkar, Petugas IT Kampus Terlibat

4. Kamera pada pakaian

Tak hanya anggota tubuh, ada juga peserta yang menggunakan kamera mikro di ikat pinggang dan kancing baju. Kamera mikro ini didesain agar tidak terdeteksi metal detector.

5 Menggunakan HP di sepatu dan badan

Modus lainnya adalah menempel hp di badan dan sepatu. Pada kasus UTBK tahun-tahun sebelumnya juga ditemukan kecurangan seperti ini.

Namun, hal ini kembali terulang pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

6. Peserta yang sengaja memilih pusat UTBK terjauh

Modus lainnya adalah peserta sengaja memilih lokasi ujian yang jauh dari perguruan tinggi pilihannya.

Misalnya ada peserta yang SMA dari Kota Makassar namun pilihannya perguruan tingginya di Jogja dan Bandung tetapi memilih ujian di Kalimantan.

"Ini kan tentu ada sesuatu tetapi apakah ini salah? lho tentu ini tidak salah menjadi tugas dari kami terhadap anomali ini untuk melakukan pendalaman lebih lanjut apa yang menjadi motif dari peserta itu," kata Eduart beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan saat pendalaman pun memang benar ada siswa yang berniat ujian di pusat UTBK jauh, tetapi ada yang sengaja memilih pusat UTBK jauh karena diniatkan kecurangan.

"Kami ada datanya itu," ucapnya.

Baca juga: Beasiswa Fully Funded LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

7. Menggunakan joki

Beberapa peserta UTBK SNBT, juga ada uang melakukan kecurangan dengan menggunakan joki untuk mengerjakan soal UTBK atau memberikan kunci jawaban.

Beberapa joki juga sudah teridentifikasi oleh panitia, setelah didalami ternyata kebanyakan joki tersebut dibayar oleh peserta yang memilih Fakultas Kedokteran.

8. Bimbel terlibat

Salah satu lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) di Yogyakarta juga didapati oleh panitia SNPMB terlibat kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

Eduart menjelaskan, modus dari bimbel di Yogyakarta ini bisa jadi dari dua hal. Pertama, menyediakan joki pengganti peserta UTBK.

Kedua, pihak bimbel sengaja mengikuti UTBK tahun ini untuk merekam soal-soal yang digunakan sebagai bahan bimbingan tahun berikutnya, termasuk membuat pola belajar dan buku latihan.

"Itu kan klaim bimbel selalu 100 persen lulus UTBK. Nah secara analisis, agak menjadi tanda tanya. Karena Tes Potensi Skolastik itu kan menguji sisi skolastik peserta dan tergantung dari si peserta itu sendiri. Bagaimana (bimbel) bisa menjamin 100 persen peserta lulus?" tanyanya.

Baca juga: Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Pemberian sanksi

Eduart pun juga akan memberikan sanksi tambahan untuk para pelaku yang terbukti melakukan kecurangan.

Sanksi tersebut berupa tak bisa berkuliah di perguruan tinggi negeri karena didiskualifikasi dari sistem penerimaan.

"Kita tak akan menolerir sama sekali ketika kecurangan. Soal ketika tadi ditemukan kecurangan atau tidak, itu otomatis kita diskualifikasi. Dan bisa saja bukan hanya di UTBK, tapi di seluruh sistem penerimaan perguruan tinggi negeri," ujar Ketua SNPMB 2025, Eduart Wolok dalam Youtube SNPMB, Jumat (25/4/2025).

Ia menegaskan, para peserta akan ditindaktegas berupa diskualifikasi dari UTBK SNBT. Selain itu, pihaknya juga telah mendeteksi dugaan-dugaan kecurangan yang bakal terjadi.

"Yang paling penting kita harus menekankan kesadaran kepada para peserta UTBK untuk mengikuti UTBK dengan cara yang baik dan benar," tambah Eduart.

Selain itu, panitia SNPMB juga berencana untuk menempuh jalur hukum terkait kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025.

Pelaku kecurangan pada UTBK SNBT 2025 akan terancam bisa dipidana jika terbukti melakukan kecurangan yang terstruktur.

"Kami tadi malam sudah rapat dan akan mengambil sikap kepada kecurangan yang terstruktur dan disengaja dengan modus yang clear untuk mencurangi untuk membawa ke ranah hukum," ujar Eduart.

Baca juga: Beasiswa Dian Sastro 2025 Dibuka, Khusus Perempuan Tanpa Batas Usia

Eduart mengatakan, langkah hukum tersebut diharapkan bisa memberi efek jera bagi para pihak yang ingin mencoreng pelaksanaan UTBK 2025.

Ia menegaskan, keputusan untuk mengambil langkah hukum akan diambil setelah penyelenggaraan UTBK SNBT 2025 telah selesai.

"Kami tentu akan melakukan investigasi atas terhadap seluruh kejadian yang terjadi dan juga kita akan evaluasi sebelum mengambil langkah lebih lanjut yang kita anggap penting dan perlu untuk menjaga integritas UTBK ini," tambah Eduart.

Evaluasi sistem

Melihat banyaknya modus kecurangan, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Kemdiktisaintek) membuka peluang untuk mengganti sistem penerimaan mahasiswa baru.

Penggantian sistem penerimaan mahasiswa baru tersebut akan dikaji berdasarkan evaluasi pelaksanaan SNPMB 2025.

"Tentu terbuka (penggantian sistem penerimaan mahasiswa baru)," kata Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (7/5/2025) malam.

Baca juga: Mahasiswa ITB Jadi Joki UTBK, Ubah Kartu Peserta Pakai AI

Togar mengatakan, sampai saat ini penerimaan mahasiswa baru masih menggunakan SNPMB. Opsi lain sistem penerimaan mahasiswa baru, lanjut Togar, masih akan dikaji lebih lanjut.

"Sampai saat ini formatnya masih sama, belum tahu apakah akan ada opsi lain dari hasil evaluasi," tambah Togar.

Togar menyebutkan, panitia SNPMB saat ini sedang menyiapkan laporan pelaksanaan Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Laporan pelaksanaan SNPMB 2025 akan dikaji dengan cermat.

"Tentu dikaji dengan cermat bukan hanya pencegahan juga termasuk penindakan yang efektif," pungkas Togar.

Close Ads X