JAKARTA, KOMPAS.com - Kegagalan Michiko Angelique Jap (18) dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 menjadi titik balik yang membawanya lolos seleksi Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB) Universitas Indonesia untuk program studi Hubungan Internasional.
Perjalanan Michiko dimulai saat ia mendalami ilmu pengetahuan alam di SMA Negeri Unggulan MH Thamrin Jakarta. Sejak saat itu, ia semakin berambisi ingin menjadi seorang dokter.
“Jujur, saya itu sudah terorientasi dari awal mau masuk Fakultas Kedokteran (FK) atau Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Sejak TK, cita-citanya mau jadi dokter dan enggak pernah berubah sekalipun,” ujar Michiko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/6/2025).
Baca juga: Kecewanya Siswa dan Guru SMAN 70 Jakarta karena Tak Lolos PPKB UI 2025
Meskipun keinginannya kuat, tes minat dan bakat yang diikutinya menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil tes tersebut membuatnya gelisah dan memerlukan beberapa sesi konseling dengan guru bimbingan dan konseling (BK).
“Sudah cerita berkali-kali karena sudah kelas 12, kan jadi konsultasi ke BK, terus dibilangnya jangan terlalu ikuti tes yang mengarah ke peminatan soshum (sosial dan humaniora),” ungkap Michiko.
Namun saat itu, Michiko masih menyangkal arahan tersebut. Terlebih, ia mengetahui sekolahnya memiliki predikat sebagai school of science.
Hal itu membuat dia merasa harus tetap memperjuangkan Fakultas Kedokteran, apa pun kondisinya, meski merasa sanggup atau tidak.
Michiko pun tetap memilih FK dan FKG saat mendaftar UTBK-SNBT, hingga akhirnya menerima kabar penolakan yang mengejutkannya.
Melihat peluangnya untuk berkuliah di jurusan kedokteran semakin menipis, ibunya membujuknya untuk mempertimbangkan lintas jurusan.
Baca juga: Tanpa Bimbel, Taofik Andalkan Media Sosial untuk Lolos Seleksi UI
“Belajar dari pengalaman UTBK yang sudah enggak mendengarkan orangtua, karena restu mereka nomor satu. Aku coba menuruti dan pilih prodi Hubungan Internasional ketika daftar PPKB UI,” ungkapnya.
Michiko mendaftar PPKB UI pada batas waktu yang mepet, yaitu 1 Juni 2025. Dalam waktu kurang dari sebulan, ia mempertimbangkan keputusan lintas jurusan ini.
Nilai rata-rata rapor sekolahnya yang melampaui 90 dijadikan modal untuk bersaing dalam seleksi PPKB UI. Ia tak menyangka akhirnya diterima lewat jalur PPKB.
"Teman-teman dan keluarga banyak banget yang mendukung dan menilai bahwa prodi ini akan cocok dengan kepribadianku yang senang membangun jejaring bahkan bertemu dengan orang baru,” terang Michiko.
Meskipun keputusan untuk berpindah jurusan terasa cepat, Michiko kini telah mempersiapkan mimpi dan ambisi baru.
Ia mengaku mendapatkan banyak fasilitas yang mendukung pendidikannya dan tidak merasa kesulitan dalam memperoleh ilmu. Namun, ia menyadari bahwa tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama.
Baca juga: Cerita Siswi Asal Kaltim yang Lolos Seleksi PPKB UI 2025
“Ternyata enggak semua orang bisa menjangkau pendidikan yang bagus, tapi itu yang jadi motivasi aku biar segera, nantinya, semua anak punya hak yang sama dalam hal pendidikan, khususnya memperoleh pendidikan yang paling layak,” lanjutnya.