“Waktu sebelum sibuk try out dan Ujian Nasional, aku udah mulai cari tahu tentang SNMPTN, berita tentang SNMPTN, sampai aku nanya pihak ke sekolah. Biasanya yang akan ngebantu kita buat daftar SNMPT itu Guru BK (Bimbingan Konseling),” ujar Muhammad Dahnial Riski, salah satu mahasiswa yang lolos SMPTN 2018 pada program studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta.
Kamu harus memanta laman berkaitan SNMPTN karena segala aturan, jadwal dan persyaratan bisa saja berubah setiap tahunnya.
Saat kamu mendaftar SNMPTN, kamu akan memilih 2 pilihan prodi dan kampus. Pilihannya itu meliputi :
A. Pilih “yang penting lolos”
B. Pilihan yang sangat dicita-citakan
C. Pilihan yang sesuai keahlian dan kemampuan
Sebaiknya jangan pilih A. Karena biasanya jalur SNMPTN dibuka pertama. Itu sebabnya kamu masih memiliki kesempatan jalur lainnya. Perlu diingat juga, jika nanti kamu dinyatakan lolos dari SNMPTN, diimbau untuk mengambilnya.
“Kalo udah dinyatakan lolos, jangan sampai gak diambil. Soalnya nanti kampus kita bisa di nonaktifkan untuk mengikuti SNMPTN pada adik kelasnya yang next year mau daftar SNMPTN di kampus yang udah pernah nggak jadi diambil sama kaka kelasnya,” ungkap Dahnial.
Biasanya, tiap kampus memiliki kuota SNMPTN berbeda-beda. Misal, Universitas Indonesia memberikan jatah dengan total kursi 30 persen yang dibuka, sementara Universitas Brawijaya dan Institut Pertanian Bogor, persentase penerimaan SNMPTNnya lebih besar.
Beberapa yang perlu kamu cek :
Menurut Dahnial, selagi masih ada waktu dan belum terlambat, usahakan maksimalkan nilai dan prestasi.
“Kalau ada lomba-lomba terus peluang prestasi akademik, kalo bisa ikut dan menangin supaya kalau kamu daftar SNMPTN, peluang kamu lebih besar. Jangan lupa juga nilai akademiknya jangan sampai turun, kalo bisa stabil dan meningkat,” pungkasnya.
(Penulis: Fahjie Prasetyo)