KOMPAS.com - Cerita Daffa Dzaki (18) tak bisa mengikuti ujian tulis berbasis komputer (UTBK) di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya viral di media sosial.
Dalam unggahannya, Daffa mengaku batal mengikuti UTBK Unair karena hasil rapid test mendadak diganti reaktif.
Padahal, sebelumnya Daffa mendapatkan hasil nonreaktif berdasarkan rapid test Covid-19.
Cerita itu diunggah di media sosial Instagram. Postingan itu menjelaskan secara rinci kronologi kejadian tersebut.
Seperti dilansir surya.co.id, Daffa mengaku seharusnya mengikuti UTBK pada Selasa siang (7/7/2020).
Namun, rencana itu batal karena hasil rapid test yang semula nonreaktif tiba-tiba diganti menjadi reaktif. Ia pun tak diizinkan masuk ke ruang ujian.
"Saya kebetulan tes yang sesi kedua. Pagi setengah delapan saya datang ke Unair buat ikut rapid test. Semula hasil udah keluar nonreaktif, terus satu jam sebelum ujian saya datang lagi ke Unair. Waktu sampai Fakultas Hukum depan laboratorium dicegah sama pengawas mau liat rapid test saya. Terus aku disuruh tenangin diri diantar tempat rapid test tadi," kata Daffa saat dihubungi surya.co.id, Selasa (7/7/2020).
Di tempat itu, Daffa yang ditemani pengawas ujian bertemu dengan dokter. Daffa meminta alasan dilarang masuk ke ruang ujian dan dibawa ke ruangan tersebut.
Baca juga: Pemkab PPU Fasilitasi Pelajar, Santri, dan Mahasiswa Jalani Rapid Test Gratis
"Terus saya tanya kenapa dokternya diam aja, pengawasnya bilang karena ada dugaan reaktif," kata dia.
Lalu, dokter tersebut meminta surat keterangan hasil rapid test Covid-19 yang dipegang Daffa.
Surat itu kemudian diganti dengan yang baru, dengan hasil reaktif.
"Habis itu dokternya minta hasil rapid test tadi terus dibawa diganti dicetak baru yang tulisannya reaktif," ungkapnya.
Setelah menerima hasil reaktif, Daffa dimintai Kartu Keluarga (KK). Dan pihak pengawas menyarankannya untuk pulang.
"Terus saya dimintai KK tapi dokternya diam aja. Terus saya disuruh hubungi hotline Unair buat email hasil reaktif tadi terus disuruh pulang," ucapnya.
Daffa tak langsung menerima hasil tersebut. Ia kembali meminta penjelasan dari dokter tersebut. Tapi, dokter tak menjelaskan apa-apa.
Pengawas ujian, kata dia, menyarankan dirinya segera pulang untuk beristirahat.
"Tapi dokter diam enggak terangin apa-apa. Harusnya kalau berubah mestinya diterangin dulu kenapa. Jadi saya enggak dicek ulang. Langsung di-print tiba-tiba ganti reaktif," jelas Daffa.