Kata Junaidi, saat ini Daffa sudah bisa menerima hasil tersebut. Bahkan pihak keluarga sudah mendatangi Unair.
Juaidi berpesan agar calon peserta itu melakukan isolasi mandiri dan menjaga imun tubuh.
"Jaga kondisi kesehatan dan pola makanan sehat, multivitamin serta mematuhi pola hidup bersih. Saya yakin kalau seperti itu setelah 14 hari yang bersangkutan bisa mengikuti ujian," jelasnya.
Baca juga: Kisah Pengawas UTBK di Masa Pandemi, Gunakan Hazmat, Keyboard dan Mouse Dibungkus Plastik
Junaidi mengatakan dari 580 peserta UTBK tiga hari terakhir, ada 28 peserta yang hasil rapid test reaktif.
Mereka masih bisa mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri dengan mengikuti ujian di gelombang kedua.
"Peserta ini akan dilakukan reschedule atau relokasi pada tanggal 20-29 Juli. Sehingga, mereka tetap bisa mengikuti ujian," kata Junaidi.
"Hitungan kami UTBK terakhir sampai tanggal 14. Misalnya hari itu ada yang baru terpapar dan positif swab. Maka, saat isolasi harus dijaga dengan baik sehingga tanggal 28 hasil swab keluar dengan hasil negatif masih bisa ikut gelombang dua," ujarnya.
Ia mengatakan, tes gelombang kedua tetap dilaksanakan di Surabaya.
Baca juga: Peserta dan Panitia UTBK di Jabar Bakal Jalani Rapid Test
Namun pelaksanaan bisa berlangsung di luar kota, jika Satgas Covid-19 tempat asal peserta belum mengizinkan calon mahasiswa tersebut berpergian.
Unair akan menjalin kerja sama dengan UTBK daerah lain sebagai relokasi.
"Misalnya dari Madiun 10 orang, Nganjuk dua orang, Kertosono 15 orang. Kami cari tempat di tengah sehingga mereka bisa lakukan mobilitas menuju tempat ujian. Itu kebijakan dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), kami mengikuti saja," jelasnya.
"Jadi Jangan mikir dan khawatir enggak bisa ikut ujian dan sebagainya," imbuhnya.
KOMPAS.com (Editor: Dheri Agriesta)