Survei: Dua Metode Belajar Ini Tingkatkan Peluang Lolos UTBK

Kompas.com - 22/01/2021, 15:03 WIB
UTBK 2020 di UGM Dok. UGMUTBK 2020 di UGM

Hoogendoorn berpendapat bahwa memecahkan masalah secara aktif membantu siswa untuk mengaktifkan bagian otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif (misalnya korteks prefrontal) yang tidak bekerja optimal dalam pembelajaran pasif.

Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa siswa yang secara aktif mencari cara untuk melakukan pendekatan dari berbagai sudut untuk suatu topik akan dapat mengintegrasikan pengetahuan dengan mengaktifkan berbagai proses otak yang saling berhubungan.

Sesi belajar 20 menit

Rohan juga mengatakan, berdasarkan temuan Zenius, mereka yang berhasil dalam ujian UTBK juga menerapkan metode ‘spaced repetition’ atau pengulangan berjarak.

Metode tersebut cenderung membuat siswa belajar dalam waktu yang singkat pada setiap sesi daripada memaksakan diri untuk belajar berjam-jam.

Baca juga: 3 Jalur Masuk UI Ini Tawarkan Beasiswa dan Penyesuaian Biaya Kuliah

Metode ‘spaced repetition’ adalah strategi manajemen waktu yang mendorong pembelajaran yang singkat dan kuat dengan jeda yang cukup alih-alih belajar di sesi 3-4 jam yang panjang.

Zenius juga menemukan bahwa siswa yang menerapkan metode belajar serupa, di mana mereka belajar selama kurang lebih 20 menit selama dua kali sehari selama tiga kali seminggu, memiliki peluang lebih besar untuk lolos UTBK.

Temuan ini juga didukung oleh studi Cornell University yang menemukan bahwa rentang perhatian siswa berkurang setelah belajar selama 15-20 menit.

Artinya, semakin lama siswa belajar di setiap sesi, fokus mereka akan mudah terpecah dan mereka mudah lelah, sehingga efisiensi belajar mereka akan berkurang.

"Periode waktu belajar yang tetap akan membuat siswa untuk melakukan lebih banyak hal dalam periode yang lebih singkat dan dengan tambahan waktu istirahat setelah sesi belajar selama 20 menit, siswa akan dapat menjaga otak mereka tetap segar dan siap untuk menghadapi lebih banyak tantangan dan meningkatkan kemampuan mengingat," jelas Rohan.

Baca juga: 4 Kampus Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021

Sementara itu, Honorary Research Associate dari Universitas Oxford, Paul Kelley, juga menemukan hal serupa dalam penelitiannya tahun 2016.

Page:
Close Ads X