KOMPAS.com - Bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri ( PTN) terbaik di Indonesia bisa jadi impian banyak calon mahasiswa. Beragam usaha memang bisa dilakukan, namun kegagalan juga bisa menjadi jalan menuju PTN impian.
Inilah yang dialami Dwi Ichsan yang sempat gagal Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN) sebanyak dua kali di tengah keterbatasan ekonomi yang dialami hingga akhirnya bisa diterima di Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ichsan bercerita kalau saat itu orangtuanya tidak memiliki rumah. Sehari-hari ia dan keluarganya menumpang tinggal di rumah keluarga lain.
Belum lagi, karena tidak pernah mengecap pendidikan yang layak, kedua orangtuanya menganggap kalau sekolah bukanlah hal yang penting.
Baca juga: Cerita Siswi SMK Ranking Ke-33 di Kelas yang Lolos Masuk UI
"Pokoknya kerja aja biar bisa dapet uang. Tapi, buatku kuliah itu penting demi memajukan kehidupan keluargaku," tutur Ichsan seperti dirangkum dari laman Zenius Education, Rabu (21/7/2021).
Selama SMA, Ichsan mengatakan kalau dirinya bukanlah anak yang pintar di kelas. Ia lebih senang bermain bahkan menyontek saat ulangan.
Itulah yang membuatnya merasa tidak cukup kuat untuk bersaing di SNMPTN, SBMPTN bahkan ujian mandiri PTN.
Dan masuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS), lanjut dia, ia mengaku tidak mampu secara ekonomi.
"Karena enggak serius belajar, aku enggak punya dasar kompetensi yang kuat untuk modal seleksi masuk kampus. Nilai enggak cukup bersaing di SNMPTN dan SBMPTN. Ikut ujian mandiri beberapa PTN tapi enggak lolos juga. Mau masuk PTS enggak mampu secara ekonomi," tuturnya.
Baca juga: Institut Teknologi PLN Buka Pendaftaran D3-S1 Gelombang 5 Tanpa Tes
Saat itu, Ichsan merasa impiannya untuk mengubah nasib keluarga dengan menuntut ilmu di perguruan tinggi jadi semakin jauh.