Nizam berharap, calon mahasiswa dapat memilih program studi (prodi) yang paling seusai dan paling cocok berdasarkan minat, bakat, potensi masing-masing.
Di kesempatan yang sama, Dirjen Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan bahwa ini menjadi tahun kedua pendidikan tinggi vokasi bergabung melakukan seleksi melalui LTMPT.
Namun, ia menegaskan bahwa hanya prodi sarjana terapan (D4) yang membuka seleksi melalui SNMPTN dan SBMPTN. Sementara untuk prodi D3 dilakukan secara mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi.
Wikan sangat berharap calon mahasiswa mencermati jadwal yang telah ditetapkan oleh LTMPT agar dapat mempersiapkan diri dengan optimal.
Ia juga mengharapkan agar siswa SMA, SMK maupun MA yang akan mendaftar dapat memilih prodi sesuai dengan passion, minat dan bakat.
Baca juga: BCA Buka Magang Bakti Lulusan SMA-SMK dan D1-S1, Ini Cara Daftar
"Ini yang ingin kami sampaikan betul, bahwa memilih prodi tidak semata-mata ikut-ikutan karena itu prodi favorit, ternyata tidak di sana passion-nya. Ketertarikan gairah tidak di situ," ujarnya.
Kemendikbud Ristek, lanjut dia, berharap calon mahasiswa dan orangtua bisa lebih memahami bahwa memilih prodi itu membutuhkan sejumlah pertimbangan.
"Berdasarkan passion, minat, bakat. Dan tahu mau jadi apa di masa depan, paham profesi masa depan itu seperti apa dan apakah bahagia atau tidak melakukan pekerjaan itu," paparnya.
Terkait kurikulum prototipe, Wikan menyebut sudah diujicobakan 2021 di sekolah penggerak dan sekolah unggulan. Di tahun 2024 akan ada skema penerimaan mahasiswa baru yang berbeda dari yang selama ini dijalankan.