10 Jurusan Kuliah IPA dan IPS yang Selalu Dibutuhkan Dunia Kerja

Kompas.com - 26/01/2022, 10:47 WIB
Ilustrasi kuliah di New Zealand. Dok. Education New ZealandIlustrasi kuliah di New Zealand.

Sebagai seorang perawat, kamu akan belajar cara penanganan pasien yang tugasnya tidak kalah penting dari dokter.

4. Teknik Informatika (IT)

Ada ribuan aplikasi yang kini tersedia di ponsel. Indonesia sendiri menjadi salah satu pengguna aplikasi mobile paling aktif di dunia, sejajar dengan Tiongkok dan Korea Selatan.

5. Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (AI)

Tahukah kamu bahwa teknologi robot diprediksi akan menggantikan 56 persen tenaga kerja di dunia? Jika kamu menjadi seorang profesional di bidang robotik, tentu prediksi ini tidak akan jadi masalah. Kamulah yang akan lebih dibutuhkan untuk mengontrol mesin dan robot di masa depan.

Universitas Airlangga (Unair) menjadi satu-satunya kampus yang membuka jurusan Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan di Indonesia.

Baca juga: Beasiswa S1 Jepang 2022: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 18 Juta Per Bulan

6. Psikologi

Masih jadi favorit bagi pendaftar SNMPTN, UTBK, maupun Seleksi Mandiri. Ilmu psikologi mempelajari tingkah laku manusia serta gangguan kesehatan mental yang dialami.

Terkadang, lulusan Psikologi menganggap dirinya cuma bisa jadi HRD atau guru BK. Padahal, jenjang karier jurusan ini sangat luas.

Banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan Psikologi untuk bekerja di bidang lain. Contohnya, profesi UX Researcher yang banyak dicari perusahaan start-up.

Peran UX Researcher sangat diperlukan untuk menggali kebutuhan dan mendengar feedback dari konsumen sebuah brand atau produk tertentu. UX Researcher bertanggung jawab untuk melakukan riset terkait perilaku dan pengalaman konsumen saat menggunakan produk.

Selain UX Researcher, profesi Geropsychologist termasuk ke dalam karier yang menjanjikan di tahun mendatang. Fokus utama pekerjaan ini adalah mendengarkan, memahami dan memberikan solusi masalah keluarga.

Tanpa kita sadari, banyak konflik yang timbul akibat perbedaan prinsip antara orangtua dengan anak atau lansia yang berujung pada gangguan kesehatan mental.

Baca juga: Beasiswa S1 di Singapura 2022: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 69 Juta Per Tahun

Halaman Berikutnya
Page:
Close Ads X