Perilaku "Phubbing" pada Mahasiswa Generasi Z: Dampak dan Penanganan

Kompas.com - 30/03/2022, 10:34 WIB
Phubbing adalah kombinasi dari istilah phone dan snubbing, yakni perilaku anti sosial yang cenderung merendahkan orang lain. Pelaku phubbing biasanya lebih memilih asyik dengan ponselnya dibandingkan berinteraksi langsung dengan orang yang berada di hadapannya.

PEXELS/ Tima Miroshnichenko Phubbing adalah kombinasi dari istilah phone dan snubbing, yakni perilaku anti sosial yang cenderung merendahkan orang lain. Pelaku phubbing biasanya lebih memilih asyik dengan ponselnya dibandingkan berinteraksi langsung dengan orang yang berada di hadapannya.
Editor Dian Ihsan

Umumnya, seorang phubber memiliki 4 ciri, yaitu: tidak bisa jauh dari gadget (nomophobia), berkonflik dengan orang lain karena penggunaan gadget (interpersonal conflict), dilakukan sebagai upaya melarikan diri dari orang lain atau aktivitas tertentu (self-isolation), dan yang bersangkutan sebenarnya sadar bahwa perilakunya dapat merugikan, tapi tetap dilakukan (problem acknowledgment) (Chotpitayasunondh & Douglas, 2018).

Phubbing yang terjadi pada mahasiswa generasi Z, biasanya disebabkan keinginan untuk selalu mengetahui berbagai informasi terkini, hiburan, menunjukkan aktivitas, pencapaian diri, serta tuntutan sosial dan akademis (Amelia, dkk., 2019).

Baca juga: 10 Provinsi Paling Banyak Pendaftar dan Diterima di SNMPTN 2022

Sementara itu, hasil penelitian Al-Saggaf dan O’Donnell tahun 2019 mengungkapkan phubbing sering dilakukan kepada orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan phubber.

Dampak dari phubbing dapat menyebabkan phubber dianggap kurang sopan dan kurang menaruh perhatian selama berinteraksi (Vanden-Abeele dkk., 2016).

Misalnya melakukan phubbing selama dosen atau teman mahasiswa lainnya sedang memberikan penjelasan. Dengan demikian, materi yang diberikan bisa jadi kurang dapat dipahami.

Selain itu, phubbing juga diketahui dapat menurunkan rasa keterhubungan, empati, kedekatan emosional, suasana hati, kepuasan dalam hubungan, merasa dikucilkan, bahkan mengancam harga diri (Misra dkk., 2014; Nakamura, 2015; Roberts & David, 2016).

Sementara itu, penggunaan smartphone yang berlebihan juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, seperti munculnya gangguan pada otot leher (Jia, dkk., 2019).

Mahasiswa yang melakukan phubbing terus menerus juga diketahui dapat mengalami kelelahan dan perih pada mata, pusing, serta mual (Amelia, dkk., 2019).

Adapun cara yang dapat disarankan untuk mulai berhenti phubbing (Nagarajappa, Naik, & Ramesh, 2020).

Pertama, menghindari penggunaan smartphone ketika sedang makan dan mengganti mode suara menjadi silent atau do not disturb.

Kedua, cobalah untuk meninggalkan smartphone di dalam tas atau lemari dan membiarkan terlebih dahulu, apabila ada notifikasi. Karena hal tersebut masih dapat menunggu, kecuali dalam kondisi darurat.

Baca juga: 15 PTN Penerima Peserta Terbanyak di SNMPTN 2022, UB Nomor 1

Ketiga, menantang diri untuk mengabaikan telepon atau pesan masuk pada saat makan atau pergi. Jika sudah berhasil melakukan ketiganya, jangan lupa untuk memberikan hadiah (reward) untuk diri sendiri. Selamat mencoba!

Page:
Close Ads X