Di mana Mutiara mendapatkan beasiswa Bidikmisi dan Happy mendapatkan beasiswa KIP Kuliah, sehingga keduanya menempuh pendidikan secara gratis.
Tia menceritakan awal mula mengetahui tentang adanya beasiswa Bidikmisi dari guru BK di sekolahnya. Alumni SMAN 1 Cangkringan itu diterima di UNY melalui jalur SNMPTN.
Saat ditanya bagaimana strateginya agar diterima jalur SNMPTN, Tia menjawab bahwa dia melakukan mapping pada teman-teman sekolah tentang pilihan program studi pilihan mereka pada SNMPTN.
"Pada saat itu belum ada persyaratan harus eligible untuk ikut SNMPTN," kata Tia.
Akhirnya setelah melakukan mapping, ia memantapkan diri memilih Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pilihannya.
Kini, Mutiara aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian UNY dan DPM Fakultas Ilmu Sosial. Sedangkan adiknya, Happy diterima di UNY melalui jalur SBMPTN karena tidak lolos eligible SNMPTN.
Ternyata, alumnus SMAN 1 Ngemplak tersebut memilih jurusan yang sama dengan kakaknya karena juga menyukai program studi tersebut.
Baca juga: Manfaat Olahraga bagi Lansia ala Mahasiswa FIK UNY
Agar lolos UTBK SBMPTN Happy menyusun sejumlah strategi, diantaranya belajar setelah subuh. "Saya juga mencari informasi animo prodi yang diincar agar tidak salah pilih," ujarnya.
Selain itu, Happy juga tidak mengikuti bimbingan belajar karena ketiadaan biaya, namun dia berusaha mengumpulkan soal-soal dan LKS sejak kelas 1 SMA, belajar giat serta mencari informasi soal UTBK dari internet yang sekiranya mirip dengan apa yang diujikan.
Berkat ketekunannya itu, Happy berhasil menjadi salah satu peserta yang lolos SBMPTN di tengah persaingan yang ketat. Happy meraih indeks prestasi kumulatif sebesar 3,61 dan Mutiara meraih indeks prestasi kumulatif 3,51 pada saat ini.
Hal ini menunjukkan salah satu upaya UNY dalam sustainable development goals pada bidang pendidikan bermutu, pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender.