Agar Otak Optimal Saat UTBK 2022, Ahli Gizi: Pilih Menu Sarapan Ini

Kompas.com - 19/05/2022, 14:44 WIB
Peserta bersiap untuk mengikuti pelaksanaan UTBK seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di UPN Veteran Jakarta, Pondok Labu, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tersebut dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada tanggal 17-23 Mei 2022 untuk gelombang I dan tanggal 28 Mei 2022 untuk gelombang II dengan jumlah total peserta sebanyak 18.805 peserta. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU ANTARAFOTO/ASPRILLA DWI ADHAPeserta bersiap untuk mengikuti pelaksanaan UTBK seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di UPN Veteran Jakarta, Pondok Labu, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tersebut dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada tanggal 17-23 Mei 2022 untuk gelombang I dan tanggal 28 Mei 2022 untuk gelombang II dengan jumlah total peserta sebanyak 18.805 peserta. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU

KOMPAS.com - Ahli Gizi Universitas Padjadjaran (Unpad), Siska Wiramihardja menyarankan agar calon mahasiswa yang menjadi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN) 2022 untuk mempersiapkan diri sebelum ujian, salah satunya dengan tidak melawatkan sarapan.

Siska mengatakan bahwa sarapan tidak hanya bertujuan untuk membuat perut kenyamg, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi tubuh.

Sarapan sebagai sumber energi bagi otak

Ia menerangkan, ada dua peran utama sarapan bagi tubuh. Pertama sebagai sumber energi bagi otak. Makan pagi menyediakan zat gizi utama yang dibutuhkan otak setelah habis berpuasa melalui istirahat di malam hari.

Baca juga: Cerita Siswi SMK Ranking Ke-33 di Kelas yang Lolos Masuk UI

“Sarapan dapat meningkatkan fungsi kognitif otak, lebih konsentrasi dan fokus yang memungkinkan performa ujian menjadi lebih optimal,” tutur Siska seperti dilansir dari laman Unpad.

Peran kedua sarapan adalah untuk melindungi tubuh dari penyakit. Siska menjelaskan, di masa transisi pandemi menuju endemi, peserta ujian membutuhkan imunitas tubuh yang optimal saat melakukan ujian luring.

Salah satu upaya meningkatkan imunitas tubuh adalah menerapkan pola gizi seimbang sesuai rekomendasi WHO.

Sarapan menurunkan risiko stres

Lebih lanjut Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad tersebut mengatakan, selain dua fungsi di atas, sarapan membantu menjaga suasana hati (mood) sehingga tidak mudah emosi dan tetap tenang selama menjalani ujian.

“Sarapan juga membantu mencapai/menjaga berat badan ideal sehingga dapat menurunkan risiko berbagai penyakit,” terangnya.

Siska mengatakan, sejumlah penelitian menunjukkan, mereka yang melewatkan sarapan memiliki kadar hormon stres lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang melewatkannya.

Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Beasiswa Indonesia Maju, Kuliah Gratis S1-S2

Dampak melewatkan sarapan

Jika peserta melewatkan waktu sarapan, ada sejumlah dampak yang ditimbulkan, salah satunya terganggunya performa saat ujian.

Page:
Close Ads X