“Hal yang terpenting menurut saya adalah bagaimana menjadi orang yang bisa beradaptasi di manapun kita ditempatkan,” ungkapnya.
Sehingga, selain aktif mengikuti perkuliahan, Nadia mengikuti beberapa kegiatan yang disediakan oleh hall office.
Di antaranya program memasak, seminar tentang mental health, dan kegiatan yang diadakan oleh International Office NTU, GEM, seperti outing ke sentosa, bowling, dan lain-lain.
Nadia juga membagikan pengalaman lebaran selama di Singapura.
Ia mengatakan, suasana Lebaran di Singapura sebenarnya tidak berbeda jauh dengan Indonesia karena di sana juga banyak warga beragama Islam.
Baca juga: Intip Biaya Kuliah S1-S2 di 3 Negara: Australia, Selandia Baru, Inggris
“Ini pertama kalinya saya merayakan lebaran jauh dari keluarga dan hanya ditemani oleh teman-teman. Namun kehangatan lebaran masih bisa saya dapatkan,” ungkapnya.
Setidaknya, lanjut dia, ada tiga hal yang berbeda antara lebaran di Singapura dan di Indonesia.
Pertama adalah salat Idulfitri dilaksanakan berdasarkan booking. Nadia dan teman-temannya harus booking terlebih dahulu akan salat di masjid mana dan sesi berapa.
Kedua, pelaksanaan salat Idulfitri dilakukan di dalam masjid, tidak di lapangan seperti di Indonesia.
“Yang terakhir adalah tradisi makan. Mungkin sebenarnya ada, cuma mengingat selama saya di Singapura tidak ada sanak keluarga, maka tradisi makan opor ayam, rendang, dan menu spesial lebaran lainnya,” terangnya.