Dikutip dari Kompas.com, (15/8/2020), pemerhati pendidikan Ina Liem mengatakan, prinsip utama kuliah adalah mencari ilmu atau keahlian, bukan mencari ijazah.
Menurutnya, hal ini yang sering dipandang salah oleh banyak orang.
Sehingga terlalu sibuk mengejar nama universitas yang mereka anggap bagus, tetapi melupakan esensi utamanya.
Oleh sebab itu, banyak yang memilih universitas lebih dulu, baru memilih jurusannya. Apapun jurusannya, yang penting harus universitas A.
"Jurusan jadi yang kedua, biasanya pake strategi, memilih jurusan yang jarang diminati orang lain supaya bisa diterima. Ini bukti orang itu mencari ijazah, bukan ilmu," kata Ina saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/8/2020).
Tak hanya itu, Ina mengatakan, saat ini hal yang paling dibutuhkan adalah kemampuan dalam memecahkan masalah.
Apabila seseorang memiliki kemampuan atau skill dalam memecahkan masalah, masa depan dari orang tersebut tak perlu dirisaukan.
"Jadi dari mana pun universitasnya, kalau kita jago memecahkan masalah, tidak perlu khawatir dalam mencari pekerjaan nanti, bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan," papar Ina.
Baca juga: Lolos SBMPTN 2022, Begini Cara Unduh Sertifikat
Di sisi lain, pengamat pendidikan Doni Koesoema mengatakan, saat seorang peserta memilih mengambil jeda satu tahun atau gap year, seharusnya jangan sampai menganggur atau tidak melakukan apa-apa.
Sebab, ketika seseorang memilih menganggur satu tahun tanpa melakukan apa-apa demi menunggu SBMPTN tahun berikutnya, maka akan merugikan individu tersebut.
Disarankan, orang tersebut bisa sembari bekerja atau belajar sembari mempersiapkan SBMPTN tahun depan.
Bekerja dalam arti suatu upaya untuk memungkinkan membiayai jenjang kuliah yang bakal ditempuhnya.
(Sumber: Kompas.com/Mahar Prastiwi, Dandy Bayu Bramasta | Editor: Dian Ihsan, Ayunda Pininta Kasih)