Aplikasi Buatan Mahasiswa Indonesia Ungguli Kampus Global, Ini Kelebihannya

Kompas.com - 31/08/2022, 15:03 WIB
Mochammad Naufal Septifiandi (paling kanan) dan Firman Cahya Putra Adistia (kedua dari kanan), Saat Berfoto Bersama Para Pemenang Halliburton AI/ML Innovation Challenge, 2022. Dok. Universitas PertaminaMochammad Naufal Septifiandi (paling kanan) dan Firman Cahya Putra Adistia (kedua dari kanan), Saat Berfoto Bersama Para Pemenang Halliburton AI/ML Innovation Challenge, 2022.

KOMPAS.com - Karya mahasiswa Indonesia kembali berjaya di kompetisi internasional. Kali ini, inovasi dua mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) berhasil merebut juara pertama di ajang internasional "Halliburton AI/ML Innovation Challenge", yang digelar Kamis-Jumat (25-26/8/2022).

Mereka adalah Mochammad Naufal Septifiandi dan Firman Cahya Putra Adistia, dua mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER), yang berhasil unggul dari finalis dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universiti Teknologi Petronas (Malaysia), Dibrugarh University (India), China University of Petroleum (China), dan Akita University (Japan).

Keduanya memiliki ketertarikan pada penelitian dan pengembangan potensi panas bumi.

Baca juga: Mahasiswa Butuh Biaya Kuliah dan Hidup? Daftar Beasiswa Pertamina 2022

Dilansir dari website resmi Dewan Energi Nasional (DEN), disebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan potensi panas bumi (geothermal) terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat.

DEN mencatat, potensi panas bumi di Indonesia mencapai 23,7 GW atau sekitar 40 persen dari total potensi dunia.

Namun, menurut DEN, dari jumlah tersebut Indonesia baru memanfaatkan potensi panas bumi sekitar 4,5 persen. Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara, Badan Keahlian Dewan DPR RI, mengindikasi permasalahan data serta aspek penelitian dan pengembangan, sebagai salah satu faktor yang melatarbelakangi tantangan tersebut.

Melalui pemanfaatan machine learning (ML), keduanya berhasil menciptakan aplikasi berbasis website untuk mencari zona prospek potensi eksplorasi panas bumi yang user-friendly dan akurat efisien.

“Aplikasi yang kami beri nama The Dimensionless ini, membantu para pengguna menentukan lokasi yang memungkinkan untuk mengembangkan energi panas bumi dengan cepat, akurat, dan efisien. Melalui pemanfaatan Machine Learning (ML) yang kami integrasikan dalam aplikasi, diharapkan tingkat ketidakpastian dalam eksplorasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dapat menurun,” ungkap Firman dalam wawancara daring, Minggu (28/08/2022).

Baca juga: Pertamina Foundation Buka Lowongan Magang 2022-2023, Segera Daftar

Aplikasi tersebut, lanjut Firman, memiliki fitur Graphical User Interface (GUI) yang memudahkan praktisi migas mengoperasikan program.

“Bahkan, bagi mereka yang tidak mengerti bahasa pemograman sekalipun, aplikasi akan sangat mudah digunakan. Di samping itu, kami juga menambahkan fitur unduh data maupun laporan yang dapat digunakan untuk analisa lanjutan,” imbuh Firman.

Page:
Close Ads X