Tes Mata Pelajaran Dihapus, Kenali Dulu Tes Potensi Skolastik di UTBK

Kompas.com - 08/09/2022, 16:32 WIB
|
Editor Dian Ihsan

"Tidak ada lagi ada tes mata pelajaran dan hanya ada satu tes yang tidak berhubungan dengan penghafalan tapi lebih ke kemampuan bernalar, problem solving, potensi kognitif melalui tes skolastik," urai Nadiem Makarim dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode 22: Transformasi Seleksi Masuk PTN, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Dukung Perubahan Jalur SBMPTN, Orangtua: Beban Belajar Siswa Berkurang

Apa itu TPS UTBK?

Lantas apa itu sebenarnya Tes Potensi Skolastik atau TPS? TPS UTBK adalah tes yang mengukur kemampuan kognitif.

Kemampuan kognitif mencakup penalaran umum dan kemampuan pemahaman. Pada dasarnya materi TPS UTBK masih dalam ruang lingkup keduanya.

Dengan ada aturan seleksi materi ini, Nadiem Makarim berharap bisa tercipta suatu kepercayaan diri dan semangat bahwa setiap anak bisa punya kesempatan sama untuk masuk perguruan tinggi negeri.

Karena siswa tidak perlu ikut bimbingan belajar dan menghafal begitu banyak materi, tapi jika anak punya logika dan kemampuan bernalar yang baik, mereka punya kesempatan sama dibandingkan anak dengan latar ekonomi lebih baik.

TPS UTBK punya banyak kesamaan dengan asesmen nasional

Nadiem menekankan, peserta didik sebenarnya tidak akan kaget dengan jenis pertanyaan tes kognitif untuk SBMPTN.

Karena banyak siswa yang sudah ikut asesmen nasional. Banyak kesamaan antara asesmen nasional dan tes skolastik untuk tes SBMPTN.

"Semua pertanyaan adalah untuk mengerti logika, menganalisas suatu problem yang kontekstual. Ada tes penalaran matematika, anak-anak didorong untuk melakukan menganalisa yang mendalam mengenai situasi," papar Nadiem.

Tes ini bisa mengetes bagaimana anak menggunakan informasi yang ada untuk memecahkan suatu permasalahan dan menjawab pertanyaan tersebut.

Baca juga: Mendikbud Ristek Sampaikan 2 Poin Utama Perubahan Jalur SNMPTN

Sedangkan pada tes literasi dalam bahasa Indonesia, tes yang diberikan bukan terkait teknik membaca atau teknik untuk menggunakan bahasa. Tetapi lebih untuk memahami esensi suatu bacaan dan bisa melakukan analisa terhadap apa yang dimaksud dalam argumen di bacaan tersebut.

"Sama juga untuk literasi bahasa Inggris. Yang diujikan yakni literasi mendalam dengan mengetes logika, pengertian dan analisa dalam suatu bacaan," imbuh Nadiem Makarim.

Page:
Close Ads X