Pada awalnya sekolah memiliki 20 orang murid serta didukung oleh 23 orang guru. Selama setahun,karena adanya mutasi/perpindahan dari Denpasar dan sekitarnya dan dari luar Bali khususnya Jawa (anak-anak pegawai negeri dan TNI) jumlah murid mencapai 45 orang di akhir tahun ajaran 1964/1965. Murid angkatan pertama ini di antaranya Daniel Bahari ayah dari Pino, Nemo dan Daudy Bahari, para petinju Bali.
Pertumbuhan siswa pun sangat signifikan, mencapai puncaknya pada tahun pelajaran 2000-2001 dengan jumlah siswa 1.543 orang. Saat ini di tahun pelajaran 2013/2014, jumlah siswa.
Baca juga: Profil SMA Kolese De Britto: SMA Swasta Terbaik di DIY, Siswa Bisa Gondrong
Meski di tahun 2022 berhasil menjadi SMA terbaik di Bali berdasarkan nilai UTBK 2022. SMAK Santo Joseph juga pernah mengalami masa kelam.
Sekolah ini pernah mengalami ketidaklulusan siswa di Ujian Nasional pada tahun pelajaran 2005/2006, mencapai rekor sebanyak 82 siswa.
Berangkat dari pengalaman itulah, maka seluruh komponen sekolah lebih berbenah lagi. Pengalaman pahit tersebut ibarat sebuah teguran, agar tidak terlena pada nama besar dan kepuasan diri, bahwa sekolah ini sepertinya tidak ada saingan.
Untuk tetap berada pada visi dan misi sekolah yang mengikuti zaman, SMA Katolik Santo Yoseph mulai memikirkan kualitas proses pembelajaran. Seperti satu kelas maksimal 30 siswa, ruang ber-AC, proses pembelajaran dengan perangkat digital, agaknya penting menjadi pemikiran lebih lanjut.
SMAK Santo Joseph Denpasar memiliki visi 'berkualitas dalam mengembangkan insan yang cerdas, mandiri dan berkarakter'.
Selain itu SMAK Santo Joseph Denpasar punya visi:
Untuk mencetak karakter siswa yang disiplin, siswa di SMA Katolik Santo Yoseph memiliki kode kehormatan dan janji siswa. Para siswa wajib mematuji kode kehormatan dan janji siswa tersebut.
SMA Katolik Santo Yoseph Denpasar dituntut untuk memanfaatkan jati dirinya dengan memahami, menghayati, dan melaksanakan Kode Kehormatan dan Janji Siswa, seperti berikut: