KOMPAS.com - Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) menjadi salah satu syarat untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
Nilai UTBK ini selain bisa untuk masuk PTN lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) juga bisa digunakan untuk mendaftar ke PTN lewat jalur Mandiri, perguruan tinggi swasta hingga mendaftar ke PKN STAN.
Perlu diketahui bahwa materi yang diujikan pada UTBK 2022 dan UTBK 2023 mengalami perbedaan. Berikut Kompas.com, rangkumkan perbedaan materi UTBK 2022 dan UTBK 2023 serta nilai tertinggi UTBK di 2022 dan 2023.
Baca juga: Cara Menjadi Siswa Eligible agar Bisa Daftar SNBP 2024
TPS mengukur Kemampuan Kognitif yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Dalam TPS yang akan diuji adalah Kemampuan Penalaran Umum, Kemampuan Kuantitatif, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis. Kemampuan kuantitatif akan mencakup Pengetahuan dan Penguasaaan Matematika Dasar.
Mengukur kemampuan Bahasa Inggris yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran di perguruan tinggi.
Mengukur pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah dan diperlukan untuk seseorang dapat berhasil dalam menempuh pendidikan tinggi. TKA juga mengukur kemampuan kognitif yang terkait langsung dengan konten mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Penekanan tes adalah pada Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Sedangkan pada SNBT 2023 materi yang diujikan meliputi:
TPS mengukur Kemampuan Kognitif yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Dalam TPS yang akan diuji adalah Kemampuan Penalaran Umum, Kemampuan Kuantitatif, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis. Kemampuan kuantitatif akan mencakup Pengetahuan dan Penguasaan Matematika Dasar.
Mengukur kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Mengukur kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia.