"Kami sudah menyiapkan paket soal sejumlah sesi yang diselenggarakan dan berbeda untuk setiap sesinya kecuali soal-soal yang dipergunakan untuk penyetaraan. Sehingga dipastikan tidak ada kebocoran soal UTBK, " kata dia.
Eduart mengatakan kecurangan peserta yang hendak melakukan perekaman soal selalu terjadi setiap tahun.
Namun tahun ini lebih variatif caranya. Misalnya, ada peserta yang menggunakan kamera dan dipasang di behel (braces gigi), kuku, ikat pinggang dan kancing yang tidak terdeteksi menggunakan metal detector.
Ada juga yang memasang HP di sepatu, badan, dan masih ada cara lain yang digunakan peserta.
"Memang harus diakui, alat metal detector itu kurang banyak di beberapa Pusat UTBK dan itu menjadi catatan kami," kata Eduart.
Modus lainnya, ia mencontohkan ada peserta yang SMAnya dari Kota Makassar namun pilihannya perguruan tingginya di Jogja dan Bandung tetapi memilih ujian di Kalimantan.
"Ini kan tentu ada sesuatu tetapi apakah ini salah? lho tentu ini tidak salah menjadi tugas dari kami terhadap anomali ini untuk melakukan pendalaman lebih lanjut apa yang menjadi motif dari peserta itu," kata dia.
Baca juga: Cerita Penyandang Disabilitas Ikut UTBK SNBT 2025, Sempat Kesulitan Kerjakan Soal
Ia mengatakan saat pendalaman pun memang benar ada siswa yang berniat ujian di pusat UTBK jauh, tetapi ada yang sengaja memilih pusat UTBK jauh karena diniatkan kecurangan. "Kami ada datanya itu," tambahnya.
Eduart mengatakan saat ini terus mendalami kasus-kasus kecurangan yang ada apakah melibatkan pihak eksternal.
"Nama-nama peserta (yang melakukan kecurangan), bakal didiskualifikasi dari semua jalur masuk PTN!" tegasnya.
Terkait apakah akan mempidanakan peserta yang curang, ia mengatakan opsi itu ada. "Kami tadi malam, Kamis, (24/4/2025) sudah rapat, kecurangan terstruktur dan disengaja dengan modus yang clear, akan dibawa ke ranah itu (pidana)," pungkasnya.