Gagal UTBK, Saatnya Mendidik Anak Mengenal Makna Resiliensi

Kompas.com - 03/06/2025, 07:15 WIB
Ilustrasi UTBK Dok. Universitas BrawijayaIlustrasi UTBK

“Orangtua bisa berkata bahwa mereka paham anaknya kecewa karena sudah kerja keras dan menghabiskan banyak waktu, sudah mati-matian sampai bergadang,” tutur Anggi.

Menurut Anggi, langkah tersebut membuat anak memahami bahwa mereka sudah cukup berjuang karena kerja kerasnya dihargai. Resiliensi akan kegagalan pun terbangun.

Baca juga: Tak Cuma Anak, Orangtua Juga Harus Belajar Regulasi Emosi

Bangun resiliensi sejak dini

Kendati demikian, sebenarnya membangun resiliensi anak sebaiknya dilakukan sejak dini, bukan menjelang UTBK.

Untuk menanamkan anggapan bahwa kegagalan apapun yang dihadapi bukanlah akhir dari segalanya, orangtua tidak bisa melakukannya dalam sekali penyampaian.

“Itu kan pesan yang harus disampaikan berulang kali,” kata Anggi.

Pengulangan juga untuk membantu mencegah orangtua menganggap, bahkan menanamkan, anggapan tersebut di benak anak.

Dengan begitu, ketika anak menghadapi kegagalan, mereka tidak akan menganggapnya sebagai sebuah kekacauan.

Baca juga: 3 Cara Mendisiplinkan Anak yang Bermasalah, Orangtua Wajib Tahu

Page:
Close Ads X