Anak Pedagang Sayur Berhasil Kuliah di Amerika, Ini Kisahnya

Kompas.com - 14/12/2019, 16:56 WIB
Aula bersama ibu di acara wisuda S1 di Universitas Syiah Kuala Dokumentasi pribadiAula bersama ibu di acara wisuda S1 di Universitas Syiah Kuala

Hal menarik yang bisa dipetik dari keluarga itu ialah menyangkut pendidikan. Bagi keluarganya, pendidikan adalah hal yang paling utama.

Tak heran ketika Aula duduk di bangku SMP, kakaknya menjual perhiasan hanya untuk biaya sekolah. Begitupun ketika Aula di SMA.

"Ketika SMP, kakak harus jual perhiasan supaya saya masuk sekolah," katanya.

Namun, ketika masih duduk di bangku sekolah, Aula punya segudang prestasi akademik, yakni juara pidato, cerdas cermat, Olimpiade Fisika dan Matematika, public speaking, hingga MTQ.

Pernah pula dia meraih penghargaan di ajang Festival Film Aceh yang digelar dinas sosial dan didukung UNICEF Indonesia.

Tak punya biaya, Aula tolak kuliah di kampus negeri

Begitu lulus dari SMA, Aula bingung karena mendapat undangan masuk ke beberapa perguruan tinggi negeri Indonesia dari program Kemendikbud.

"Saya bingung, karena ini sudah dapat undangan, trus nanti yang bayar uang sekolah siapa? Akhirnya saya tidak terlalu antusias dengan undangan itu," jelasnya.

Akhirnya, dia memutuskan ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan memilih Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh.

Aula bersyukur karena mendapatkan beasiswa Bidikmisi hingga tamat kuliah.

Baca juga: 13 Tips Raih Beasiswa Kuliah lewat Jalur Prestasi

Selain tak membebani ibu atau kakaknya, Aula justru mampu membantu keuangan keluarganya.

Page:
Close Ads X