KOMPAS.com- Fatma Lailatul, sejak kecil selalu bercita-cita menjadi dokter. Keinginannya menjadi dokter selaku ia pegang erat dan tidak pernah berubah hingga ia duduk di bangku SMA.
Alasan Eli tertarik menjadi dokter karena profesi ini dinilainya sangat mulia. Sampai akhirnya, ia resmi menyandang status mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Dibalik upayanya, ada sekelumit kisah yang menarik. Eli, saat memilih kuliah di kedokteran sempat ragu dan tak ingin melanjutkan pilihannya.
"Awalnya sempat ragu juga dengan masalah biaya," ujarnya dilansir dari laman resmi Universitas Jember.
Baca juga: Mahasiswa Dapat Rp 9 Juta Per Semester, Ini Cara Daftar KJMU 2021
Siapa kira, justru orangtuanya yang sangat mendukung Eli. Sang ayah juga aktif mencari informasi biaya kuliah kepada para petugas kesehatan, kenalan, bahkan kepada kakak kelas Eli yang sudah kuliah.
"Maklum kemampuan kami terbatas sehingga harus benar-benar berhitung. Dukungan orang tua dan beasiswa Bidikmisi membuat saya yakin bisa kuliah," tutur Eli.
Eli adalah putri kedua dari pasangan Suyono yang seorang petani, dan ibunya bernama Surip hanyalah Ibu rumah tangga. Mereka tinggal di desa Kesilir, Wuluhan, Jember. Demi memenuhi kehidupan sehari-hari, sang ayah menyewa lahan seluas kurang lebih 180 meter persegi untuk ditanami padi di musim hujan.
Jika musim kemarau tiba, ayahnya memutar roda ekonomi dengan menanam jagung. Terkadang juga mengadu keberuntungan dengan menanam tembakau. Jika sedang tak mampu menyewa lahan, Suyono menjadi buruh tani.
Baca juga: Cara Daftar KIP Kuliah 2021, Bebas Biaya Kuliah dan Tunjangan Bulanan
Eli tahu jika biaya Fakultas Kedokteran tidak sedikit. Apalagi, Eli mengikuti seleksi masuk kedokteran melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN).
Prestasi Eli yang memuaskan selama bersekolah di SMAN Ambulu Jember membuatnya dipercaya mendapatkan beasiswa Bidikmisi pada 2016 (sekarang KIP Kuliah). Ia berhasil masuk ke Universitas Jember melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).