"Ini berarti dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak tapi sedikit yang bisa masuk pemeringkatan perguruan tinggi. Lebih jauh lagi setelah dilihat terkait masalah kualitas ini adalah biaya pendidikan tinggi kita rendah sekali," papar Lukman dalam Silaturahmi Merdeka Belajar "Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi", Kamis (28/7/2022).
Dalam setahun, Lukman memaparkan pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia hanya Rp 28 juta atau sekitar USD 2.000. Sementara India, sekitar USD 3.000 per tahun.
"Kita hanya lebih tinggi dari Filipina itu USD 1.000," paparnya. Masih jauh dari Malaysia kurang lebih USD 7.000 dan dari Jepang USD 8.000," ungkap dia.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia, Lukman mengatakan bahwa Kemendikbudristek telah berkolaborasi dengan LPDP meluncurkan Dana Abadi Pendidikan Tinggi.
Baca juga: BCA Buka 22 Lowongan Kerja Lulusan S1-S2 dari Semua Jurusan
Dana Abadi Pendidikan Tinggi ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh PTNBH untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian.
"Kami menyiapkan dana abadi perguruan tinggi ini dengan harapan semua pendanaan ini bisa terfokus untuk kegiatan fasilitasi untuk perguruan tinggi bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia," jelas dia.
Lukman mengatakan, tahap awal pendanaan dana abadi perguruan tinggi akan diberikan untuk Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) secara bertahap.
"PTN-BH ini dijadikan role model untuk seluruh PTN lainnya. Karena apa? Karena PTN-BH itu fleksibel dari sisi pengelolaan anggaran.
Sementara untuk PTN lainnya, Lukman mengatakan bahwa Kemendikbudristek berharap ini bisa menjadi pemicu untuk PTN lain bertransformasi menjadi PTN-BH.
"Tahun ini PTN-BH ada 16, kalau tidak ada halangan akan ada tambahan lagi 5," ujar Lukman.
Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?