Dari yang awalnya hanya menjual barang-barang kebutuhan pokok, Elsa memperluas jualannya dengan produk kebutuhan tersier lainnya.
Hingga akhirnya di bulan Desember 2017 saat momen liburan, kunjungan wisatawan ke kawasan Kaliurang meningkat berimbas pada penjualan tokonya yang turut melonjak tajam dan omzet mengalami kenaikan.
Belajar dari pengalaman dan melihat peluang pasar yang potensial di kawasan wisata Kaliurang, Elsa berusaha melebarkan pasar. Ia pun berusaha menggandeng pelaku industri wisata di sekitar Kaliurang untuk kerja sama.
Elsa mencoba memasukan proposal ke hotel, rumah makan, dan toko penjual makanan khas setempat seperti jadah tempe dan usaha tersebut mendapatkan respon positif.
Akhirnya, ia pun merambah usaha dengan menyuplai kebutuhan hotel, rumah makan, dan toko di sekitar tempat wisata Kaliurang.
Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen
“Kan masukin proposal jadi harus berani nambah modal. Hutang sebelumnya belum kebayar tapi sudah minjam ortu lagi sehingga total pinjaman itu 54 juta. Selesai masa liburan itu omzet naik per harinya dengan titik tertinggi 36 juta dan akhirnya Januari 2018 saya bisa melunasi semua pinjaman ke orangtua,” urainya.
Persoalan baru muncul saat terjadi erupsi Merapi pada Mei 2018. Gejolak Merapi kala itu memengaruhi pasar di kawasan Kaliurang.
Ia pun kembali mencari cara untuk mempertahankan usahanya dengan mencari pasar lain hingga menyuplai barang kebutuhan masyarakat ke Pasar Pakem, Sleman.
Hasil tak mengkhianati usaha. Semangat pantang menyerah dalam menjalankan usaha menghantarkan Elsa meraih kesuksesan.