KOMPAS.com - Siswa SMA jurusan IPS kini berpeluang untuk memilih program studi (Prodi) IPA pada ajang Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN) 2023 atau Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi.
Jika sebelumnya jalur Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN) 2022 memisahkan calon mahasiswa berdasarkan jurusan di pendidikan menengah, pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi 2023 pilihan prodi tidak lagi dibatasi berdasarkan jurusan yang diambil saat SMA.
Baca juga: Cermati Mapel Pendukung Prodi Soshum di SNMPTN Aturan Baru
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebut, langkah ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kompetensi yang holistik dan lintas disipliner.
Meski begitu, bagi siswa yang ingin lintas program studi, ada baiknya memahami apa saja komponen penilaian untuk bisa sukses di Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi 2023.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi 2023 memiliki sejumlah komponen penilaian, yakni:
1. Minimal 50 persen rata-rata nilai rapor seluruh mata pelajaran.
2. Maksimal 50 persen komponen penggali minat dan bakat:
Baca juga: Perbedaan Aturan SBMPTN 2023 dengan SBMPTN 2022
Artinya, pada poin 1 diterangkan bahwa semua nilai mata pelajaran menjadi penting karena bobotnya mencapai minimal 50 persen.
Dengan kata lain, siswa harus berprestasi di seluruh mata pelajaran secara holistik.
Sementara itu, pada poin 2, ada mata pelajaran pendukung yang juga perlu diperhatikan oleh siswa saat memilih prodi. Apa itu mata pelajaran (mapel) pendukung?