Seperti disebutkan di atas, pada TPS akan ada soal-soal potensi kognitif, penalaran matematika, dan literasi dalam berbahasa Indonesia dan Inggris.
Dalam pengerjaan soal-soal penalaran matematika, upayakan untuk menguasai penalaran matematis, mulai dari pemahaman konteks, model, dan lain-lain, bukan sekadar menggunakan rumus.
Baca juga: Seleksi Perguruan Tinggi Negeri 2023: Catat Jadwal SNBP dan UTBK-SNBT
Prasdianto mencontohkan salah satu soal yang membutuhkan penalaran matematis:
Ada orang yang bekerja memperbaiki telepon, maka dia membutuhkan formula demikian:
P = 108 – 23 x D dengan ketentuan:
P = jumlah telepon yang belum dikerjakan
D = jumlah hari dia bekerja
Prasdianto mengatakan, uniknya di soal ini, pertanyaan yang muncul yakni mengapa ada angka 108? Nah dari soal ini, yang ditanya adalah persamaan dari angka 108, sehingga jawaban dalam dalam pilihan berganda akan diberikan kira-kira demikian:
a. 108 adalah jumlah hari yang dibutuhkan dalam menyelesaikan telepon
b. 108 adalah jumlah telepon yang diselesaikan dalam sehari
Banyak soal matematika pada umumnya yang fokusnya berupa abstraksi atau persamaan, sehingga kamu diminta mencari solusi, sedangkan pada soal matematis ada wacana yang harus diubah menjadi abstraksi, rumus atau persamaan, kemudian mencari solusinya.