Menjelang kelulusan, Iqbal fokus mempersiapkan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes ( UTBK SNBT) 2025.
Ia mencicil materi sejak awal kelas 12, rutin mengikuti tryout, membuat kelompok belajar, dan mengikuti bimbingan intensif dari madrasah.
Iqbal bahkan menghabiskan waktu libur sekolah dengan belajar di Perpustakaan Daerah Bengkulu dari pagi hingga sore.
Malam harinya, ia belajar bersama teman-teman di rumah secara bergiliran.
Semua itu ia lakukan demi satu tujuan: masuk Fakultas Kedokteran UI.
Perjuangan panjang itu akhirnya membuahkan hasil.
Meski sempat gagal di jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Iqbal akhirnya lolos SNBT 2025 dan diterima di Fakultas Kedokteran UI.
"Yang penting bukan hanya rajin belajar, tapi juga menjaga kondisi mental agar tidak burnout. Cari lingkungan belajar yang nyaman dan terus evaluasi diri," ujarnya, dikutip dari laman Kemenag, Selasa (10/6/2025).
Meski berhasil masuk FK UI, perjuangan Iqbal belum usai. Kini ia tengah berupaya mencari beasiswa guna membiayai kuliah dan kebutuhan hidup di Jakarta.
“Saya tidak ingin membebani orangtua. Harapan saya bisa menjalani kuliah dengan lancar dan membanggakan mereka,” kata Iqbal.
Sang ayah, Agus Hermanto, mengungkapkan kebanggaannya dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Biaya Kuliah Jalur Mandiri di UI, UGM, ITB, IPB, dan Unair
"Saya siap berkorban apa pun demi anak saya. Meski penghasilan saya pas-pasan, saya percaya anak saya akan berhasil dengan ketekunannya dan pertolongan Allah," tutur Agus.
Perjalanan Iqbal menjadi bukti nyata bahwa impian besar bukan milik mereka yang berada, tetapi milik siapa saja yang mau berusaha keras, tidak lelah belajar, dan terus berharap pada doa.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Iqbal, Anak Buruh Harian yang Lolos Kedokteran UI".