Berbekal prestasi yang ia raih di olimpiade nasional dan internasional tersebut, Rayhan sangat optimistis dapat diterima pada jalur undangan saat seleksi masuk perguruan tinggi.
"Setelah semua prestasi yang saya raih, ditambah juga saya bisa menjaga nilai sekolah saya. Saya awalnya optimistis untuk diterima di jalur SNMPTN (undangan)," kata Rayhan.
Selain itu, tambah dia, semua guru di sekolahnya juga berkata demikian kepadanya sehingga membuatnya semakin semangat.
Baca juga: Kisah Pilu Pemulung dan Bayinya yang Berusia Satu Bulan, Tidur di Gerobak Sampah karena Terusir
Waktu yang dinanti pun tiba, tetapi takdir berkata lain, Rayhan dinyatakan gagal diterima melalui jalur SNMPTN.
Saat itu, dia memilih Sekolah Teknik Elektronika dan Informatika (STEI) ITB dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
Dia pun sempat merasa semua prestasi yang pernah ia raih semasa duduk di bangku SMA menjadi sia-sia dan tak berguna.
"Seolah olah, prestasi prestasi yang sudah saya capai selama 3 tahun di SMA menjadi sia sia. Walaupun saya yakin tidak ada yang sia-sia," kata Rayhan.
Karena apa yang dia impikan tidak terwujud, Rayhah membutuhkan waktu 3-4 hari untuk menenangkan diri dan mencoba bangkit.
"Lagi pula hasil juga sudah mutlak, kan?" tanya Rayhan kepada diri sendiri.
Setelah sedikit melupakan kegagalannya di SNMPTN, Rayhan akhirnya memfokuskan diri untuk belajar lebih giat agar bisa lolos di jalur berikutnya, yakni SBMPTN.